Contoh penerapan kekuatan AI pada tool ini adalah layanan Vichy SkinConsultAI yang dapat memberikan rekomendasi produk-produk yang biasa dibeli para pembelanja produk kecantikan. Produk-produk yang ditawarkan sifatnya sangat personal karena rekomendasi didasrkan pada analisis kulit konsumen.
Yang perlu dilakukan pelanggan adalah mengunggah foto selfie dirinya ke situs web L’Oreal. Teknologi kemudian akan menganalisis ada atau tidaknya tanda-tanda penuaan pada kulit, misalnya kerutan di bawah mata, berkurangnya kekenyalan kulit, garis-garis pada wajah, cerah tidaknya kulit, bintik hitam, dan pelebaran pada pori-pori. Setelah menganalisis, layanan akan menyajikan rekomendasi produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Setahun sebelumnya, L’Oreal dan ModiFace sudah meluncurkan mobile app berbasis AI, StyleMyHair, yang memungkinkan pelanggan mencoba berbagai model potongan rambut, warna, dan gaya. Dengan aplikasi ini, pelanggan memperoleh 3D makeover, dan mencoba berbagai gaya rambut melalui smartphone. Aplikasi ini juga dilengkapi sistem geolocation sehingga pelanggan dapat mencari lokasi salon terdekat.
Saat pelanggan pergi ke salon, ia tinggal memperlihatkan simulasi 3D model potongan rambut yang diinginkannya kepada hair stylist. Kerja hair stylist pun akan jadi lebih mudah. ‘
AI untuk Rekrutmen dan Interaksi Pelanggan
Contoh penerapan AI oleh L’Oreal tidak terbatas pada aplikasi untuk pelanggan atau konsumen. Bermitra dengan Automat Technologies, L’Oreal mengembangkan Facebook Messenger Bot yang ditenagai AI guna menciptakan interaksi dan percakapan yang lebih personal dengan pelanggan.
Peranan AI lainnya adalah dalam proses rekrutmen. Setiap tahunnya, L’Oreal harus memroses jutaan surat lamaran untuk mengisi 15.000 lowongan. Untuk meringankan tugas para staf HR-nya, L’Oreal pun menerapkan AI dalam berbagai cara.
Salah satunya adalah chatbot bernama Mya. Chatbot ini bertugas di tahap awal proses rekrutmen dengan menangani pertanyaan-pertanyaan dari para kandidat dan memeriksa detail yang penting, seperti ketersediaan dan status visa.
Selanjutnya, kandidat akan berhadapan dengan Seedlink, sebuah software AI yang bertugas menilai jawaban para kandidat untuk pertanyaan terbuka yang diajukan perusahaan. Tool ini memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang mungkin terlewat jika staf HR hanya membaca CV. Berkat tool ini, perusahaan dapat menghemat 200 jam dari waktu yang digunakan untuk mendapatkan 80 karyawan magang dari 12.000 kandidat.
Menurut data McKinsey, industri kecantikan global adalah sebuah bisnis yang nilainya mencapai US$532 miliar. Saat dihantam krisis keuangan pada tahun 2008, bisnis kosmetik dunia masih memperlihatkan kenaikan penjualan sebesar 3,2%, menurut laporan McKinsey seperti dikutip oleh Forbes. Namun akankah L’Oreal mampu bertahan di tengah pandemi global seperti saat ini, ketika banyak gerai fisik yang tidak bisa beroperasi?
Menurut Robert Beredo, seperti dikutip dari nuvomagazine.com, COVID-19 justru mengakselerasi adopsi AI. Keterbatasan layanan di gerai fisik mengharuskan L'Oreal mengoptimalkan teknologi digital, dan AI, untuk menjaga interaksi dengan konsumen.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR