Akibat pandemi, sektor Financial Services Industry (FSI) atau industri layanan keuangan di Indonesia justru melakukan lompatan besar. Bahkan nasabah di Indonesia paling siap mengadopsi pembayaran cashless.
Menurut VMware Digital Frontiers 3.0 Study, peta kompetisi pada industri layanan finansial telah beralih ke ranah daring. Sebanyak 9 dari 10 (90%) responden Indonesia menyatakan lebih memilih untuk beralih dari sistem pembayaran tunai ke cashless.
Sebagai catatan, angka tersebut memperlihatkan persentase tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya yang disurvei: Singapura (88 persen), Filipina (76 persen), Malaysia (87 persen) dan Thailand (85 persen).
Temuan-temuan lain dari studi VMware ini juga menguatkan gambaran potensi layanan keuangan digital di negeri ini:
“Industri layanan finansial di Indonesia gesit beralih ke dunia digital selama pandemi ini. Mereka mengembangkan inovasi-inovasi dalam menghadirkan digital experience mutakhir yang mulus berbasis pada teknologi masa depan. Kini nasabah telah mafhum dengan teknologi-teknologi tersebut dalam mendukung interaksi mereka dengan layanan bank,” ujar Cin Cin Go, Country Manager, VMware Indonesia.
Percayai Teknologi Terkini
Studi ini juga memperlihatkan betapa tinggi tingkat kepercayaan masyarakat/nasabah terhadap layanan digital. Misalnya, 49% responden mempersilakan aplikasi untuk turut memutuskan di mana nasabah bisa menginvestasikan dana. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka rerata di regional yang hanya mencapai 41 persen.
Selain itu nasabah Indonesia memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap teknologi-teknologi masa depan, misalnya AI (78%), 5G (85%) dan facial recognition (85%). Persentase tersebut relatif lebih tinggi ketimbang rerata di kawasan regional, dengan angka persentase untuk AI (70%), 5G (78%) dan teknologi pengenalan wajah (75%).
Namun di antara antusiasme nasabah terhadap perbankan digital, terdapat 24% responden yang berpendapat bahwa penyedia layanan finansial di Indonesia kurang mampu beradaptasi atau meningkatkan layanan di tengah dinamika yang terjadi di industri. Menurut VMware, angka ini menggambarkan urgensi bagi industri tersebut untuk memperkuat pertumbuhan inovasi mutakhir sebagai strategi dalam memuaskan kebutuhan nasabah.
Keamanan, Faktor Terpenting
Hal lain yang perlu menjadi perhatian pelaku FSI adalah keamanan yang masih menjadi faktor terpenting bagi nasabah. Sebanyak 79% responden Indonesia menyebutkan keamanan sebagai prioritas utama saat memilih penyedia layanan finansial. Sementara itu, 51% menyatakan paranoid apabila ada lembaga yang melacak dan merekam data personal yang ada di perangkat mereka.
Temuan ini dinilai VMware membawa implikasi yang luar biasa bagi para pemain di industri layanan finansial. Selain mampu menghadirkan pengalaman perbankan yang tanpa kendala dan personal, para penyedia layanan dituntut untuk mampu menjamin keamanan setiap nasabah di sisi aplikasi, platform, maupun perangkat.
Bagian lain dari studi VMware menemukan peningkatan keamanan dan proteksi data dinyatakan oleh 53% responden sebagai salah satu elemen-elemen yang fundamental bagi pengalaman digital yang lebih baik bagi konsumen. Elemen lain di antaranya kemudahan penggunaan di lintas perangkat (51%) dan kecepatan layanan (40%).
Cin Cin Go menyebutkan pentingnya menjaga ketangguhan dan daya saing dengan memperkokoh bangunan fondasi teknologi masa depan, seperti pemanfaatan cloud, sebagai prioritas dalam memacu transformasi di ranah ekosistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian digital bangsa.
“Tidak sebatas di ranah digital, dukungan dari pemerintah dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif merupakan kunci keberhasilan bangsa Indonesia dalam cakap merespons, beradaptasi, serta mempercepat pertumbuhan bisnis di dalam paradigma digital yang baru saat ini,” Cin Cin menambahkan.
Mendukung FSI membangun fondasi digital yang aman guna mengakselerasi inovasi, maupun pertumbuhan dan upaya pemulihan ekonomi, VMware membeberkan prioritas utamanya saat ini: mendukung lewat strategi multicloud melalui strategi inovasi berbasis aplikasi; mendukung inovasi dan produktivitas karyawan yang bekerja di lokasi yang tersebar; mendukung penerapan keamanan intrinsik untuk mempercepat inovasi dan mewujudkan resiliensi bisnis.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR