Pandemi COVID-19 telah berimbas positif pada peluang peningkatan penetrasi layanan digital oleh konsumen Indonesia.
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (‘Kominfo’) mengajak komunitas startup nasional untuk terus berinovasi dan lebih agresif dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Kominfo juga mengapresiasi peranan pelaku startup di masa pandemi yang semakin krusial dalam mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat, serta menggerakkan roda perekonomian daerah dan nasional.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc di acara Milestone Day Startup Studio Indonesia Batch 2 yang digelar virtual beberapa waktu lalu.
Milestone Day merupakan tahapan akhir dari Startup Studio Indonesia (SSI). Program inkubasi intensif yang diinisiasi oleh Kominfo untuk pemberdayaan early-stage startup yang berfokus pada iterasi penyempurnaan produk dan model bisnis, serta retensi pelanggan awal sebelum masuk pada tahap perluasan pasar.
Mengusung tema “More Brainstorming, Less Classes”, 15 pendiri early-stage startup terpilih mengikuti serangkaian kegiatan coaching dan mentoring.
Yaitu Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching oleh lebih dari 60 pendiri dan praktisi startup aktif terkemuka dari berbagai sektor bisnis yang telah berlangsung sejak Mei 2021.
Pada acara Milestone Day, tiap startup berkesempatan mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama tiga bulan terakhir kepada para pemangku kepentingan seperti lembaga pemerintah, venture capital, korporasi terkemuka dan media.
Para startup juga berkesempatan untuk membangun jejaring serta mengeksplor berbagai bentuk kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
Dalam rangkaian acara Milestone Day ini, Kominfo juga menggelar talkshow bertajuk “Lanskap dan Peran Startup di Masa Pandemi dan Percepatan Pemulihan Ekonomi” yang menghadirkan pembicara antara lain Fajar A. Budiprasetyo, Co-founder & CTO of HappyFresh, dan Grady Laksmono, Co-Founder Moka & Head of Selly, GoTo Financial.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc mengatakan “Di masa pandemi, layanan digital dan e-commerce menjadi pilihan kebanyakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian. Beberapa sektor startup seperti healthtech, e-groceries, marketplace dan logistik mengalami pertumbuhan permintaan yang signifikan. Tidak hanya startup retail, peranan startup berbasis UMKM juga sangat membantu sektor UMKM beradaptasi dengan perubahan.”
“Untuk dapat menjaga momentum baik di industri startup ini, para pelaku startup perlu untuk terus berinovasi dan menciptakan produk dan layanan yang dapat menjawab permasalahan dan tantangan masyarakat yang semakin beragam ke depannya,” tambahnya.
Dijelaskan Semuel, Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong percepatan transformasi digital dalam tiga elemen esensial yaitu Pemerintahan, Ekonomi, dan Masyarakat melalui sebuah framework Indonesia Digital Nation.
“Dalam konteks ini, Kominfo tengah berfokus pada perluasan jaringan infrastruktur broadband dan pemanfaatan teknologi digital mencakup penyelesaian pembangunan BTS untuk koneksi 4G di seluruh Indonesia, dan persiapan implementasi 5G. Sementara Infrastruktur Aplikasi menyasar pada fasilitasi dan akselerasi pada sektor – sektor prioritas nasional dengan pengembangan solusi digital berbasis aplikasi,” lanjut Pak Semuel.
Berdasarkan Laporan Google, Temasek dan Bain yang bertajuk e-Conomy SEA 2020 menyebutkan nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 11 persen dibandingkan tahun 2019. Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) juga memperkirakan sekitar 37% dari konsumen digital Indonesia tahun 2020 merupakan konsumen baru yang beralih ke layanan digital akibat pandemi Covid-19.
“Kondisi pandemi telah mengubah perilaku konsumsi masyarakat. Studi Nielsen menyebutkan bahwa 49 persen konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah akibat imbauan untuk tetap berada di rumah. Terlihat dari meningkatnya permintaan kebutuhan belanja rumah tangga seperti kebutuhan dapur dan kebutuhan harian lainnya di platform HappyFresh. Kami juga melihat tren pertumbuhan konsumen baru yang membuka akun di platform kami. Peralihan kanal belanja konsumen yang semakin nyaman dengan e-groceries ini merupakan sinyal positif yang harus terus dieksplor dan dijaga momentumnya oleh para pelaku startup e-groceries. Caranya yaitu dengan menghadirkan lebih banyak solusi yang dibutuhkan konsumen dan memberikan groceries shopping experience terbaik. Juga dengan memastikan jaminan stok dan kualitas produk yang kita suplai; serta kecepatan pengiriman. Ketiga hal tersebut juga menjadi faktor terpenting untuk menjaga retensi pelanggan”, ungkap Co-founder & CTO of HappyFresh, Fajar A. Budiprasetyo.
Sementara itu, Co-Founder Moka & Head of Selly, GoTo Financial, Grady Laksmono melihat kondisi pandemi ini telah mengakselerasi sektor UMKM untuk bertransformasi digital. Untuk membantu transformasi digital ini, startup perlu untuk memahami karakteristik dan permasalahan tiap UMKM.
Tujuannya agar dapat menyediakan solusi digital yang tepat dan mendukung kebutuhan bisnis mereka.
“Salah satunya adalah bagaimana memaksimalkan platform digital yang tersedia terutama di kanal offline-to-online. Berangkat dari permasalahan ini, Moka memfasilitasi para mitra UMKM kami melalui kerja sama dengan Gojek untuk memperluas kanal jualan onlinenya melalui fitur GoStore. Tidak hanya itu kami juga membantu UMKM untuk dapat berjualan di media sosial dan WhatsApp melalui platform Selly,” tutur Grady.
Baca Juga: Banyak yang Gagal, Ini Tips Startup Pemula Gandeng Investor
Baca Juga: PTS.sc: Sediakan Solusi One-Stop Supply Chain untuk Para Pelaku UMKM
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR