Alliance for Affordable Internet (A4AI), organisasi mancanegara yang mendukung internet universal dan terjangkau, mengeluarkan laporan singkat yang membahas tentang kecepatan koneksi dan ketersediaan jaringan 4G di Indonesia.
Laporan singkat ini memakai data yang dikumpulkan dari Opensignal untuk menguji berapa lama pengguna smartphone memiliki sinyal 4G yang dapat mereka gunakan di ponsel mereka.
Opensignal, perusahaan seluler analitik terkemuka, adalah standar global untuk mengukur pengalaman seluler secara nyata. Data yang disediakan oleh Opensignal telah memungkinkan A4AI untuk memberikan gambaran seberapa pentingnya konektivitas dengan data.
Baca Juga: Begini Saran OpenSignal Agar Pemanfaatan 4G dan 5G Lebih Optimal
Secara umum, Indonesia memiliki jangkauan jaringan 4G yang luas. Namun kesenjangan muncul di berbagai bagian negara, terutama dalam cakupan dan ketersediaan. Hal itu diukur melalui seberapa lama pengguna menghabiskan waktu memakai sinyal 4G.
Kesenjangan dalam ketersediaan 4G berdampak pada kecepatan rata-rata koneksi. Untuk mengembangkan ekonomi digital, maka Indonesia perlu infrastruktur seluler yang baik demi menyediakan konektivitas berkualitas tinggi dan juga andal untuk masyarakatnya.
Untuk mendorong kemajuan koneksi di Indonesia bisa dimulai dengan memperbarui Indonesia Broadband Plan (Rencana Pitalebar Indonesia) yang baru. Pemangku kebijakan bisa terus memajukan pengembangan Universal Access and Service Funds (USAF) dan proyek akses publik, serta tingkatkan transparansi dalam regulasi sektor tersebut.
Baca Juga: Alasan Pelanggan di Indonesia Sering Ganti-ganti Operator Seluler
Terdapat potensi yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan skornya dan untuk mencapai konektivitas yang luas, terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dari data yang didapat disebutkan bahwa antara Januari-Maret 2021, ada tiga provinsi yang memiliki ketersediaan 4G tinggi yaitu DKI Jakarta (94,4), Bali (93,3), dan Kepulauan Riau (93). Sedangkan tiga provinsi terbawah adalah Kalimantan Tengah (79,8), Kalimantan Barat (81,7), dan Sulawesi Barat (84).
Disebutkan pula bahwa untuk pengalaman gaming jadi yang terendah di semua wilayah dibandingkan dengan Pengalaman Video dan Suara. Pada 2020, Indonesia berada di urutan 14 dengan nilai 69 dari 100 dalam Affordability Drivers Index (ADI). Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia (86/100, urutan 1), dan Thailand (77/100, urutan 6)
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR