Penulis: Fabio Tiviti, Senior Vice President & General Manager, ASEAN-India, Infor
Mengatakan bahwa pandemi COVID-19 telah mentransformasi dunia tempat tinggal kita saat ini, terkesan menyederhanakan persoalan. Di satu sisi, pandemi ini sudah menjadi tes litmus bagi banyak perusahaan untuk memastikan bisnis mereka berlanjut dan tetap bertahan. Di sisi lain, pandemi memberikan jeda kepada perusahaan-perusahaan untuk memikirkan bagaimana teknologi bisa mendukung operasi mereka di dunia yang semakin digital dan disruptif ini.
Kebanyakan organisasi berwawasan masa depan sudah berbondong-bondong memanfaatkan komputasi cloud. Walau begitu banyak dari mereka harus mengakselerasi dan mengambil jalur cepat dalam perjalanan bisnis mereka demi meningkatkan kelincahan dan ketahanan bisnis, berubah secara cepat menuju ‘new normal’ dan para pekerja jarak jauh.
Bahkan 67% perusahaan Indonesia sudah mengadopsi lebih banyak solusi TI berbasis cloud selama masa pandemi, dengan delapan dari 10 perusahaan yakin solusi tersebut sangat penting dalam membantu mereka menjalankan bisnis selama jangka waktu ini.
Perusahaan kini bisa dengan cepat menggelar solusi end-to-end untuk mendukung perubahan besar dalam model bisnis dalam merespons perkembangan pasar, dan menangkap peluang yang ada, tanpa harus memikirkan infrastruktur fisik hardware dan keamanan.
Pandemi kini sedang bergerak ke status endemi, dan perusahaan tidak bisa lagi menerapkan pendekatan “wait-and-see” dalam hal mengadopsi cloud. Inovasi adalah taktik bertahan, dan akan ada lebih banyak permintaan untuk solusi cloud, datang dari industri yang terdampak paling besar.
Terkuaknya Kerentanan, Dorong Perubahan
Banyak organisasi harus mengadaptasikan aktivitas operasionalnya secara digital, mulai dari disrupsi pada supply chain sampai turunnya jumlah konsumen yang datang ke toko di segmen retail, yang telah menghancurkan bisnis toko fisik.
“Perlombaan” menimbun barang-barang penting, seperti masker dan hand sanitizer, berujung pada kelangkaan parah pada rantai pasokan dunia. Ditambah dengan blokade Terusan Suez di awal tahun, terkuak kerentanan dalam jaringan rantai pasokan tradisional.
Di sektor industri retail, bisnis yang mengandalkan toko-toko fisik juga harus berjuang menghadapi penurunan penjualan di cabang, inventori yang berubah dan berkurangnya konsumen yang berkunjung, sementara pemain e-commerce terus berkembang. Perubahan inventori yang mendadak ini juga menciptakan tantangan bagi para peritel. Banyak dari para peritel ini harus berjuang mendukung perubahan tersebut di atas software legacy.
Penyesuaian untuk Ketahanan dan Percepat Kelincahan
Di dunia, banyak perusahaan beralih ke solusi manajemen aset perusahaan (enterprise asset management/EAM) untuk membantu memastikan keamanan saat (karyawan) kembali bekerja di kantor dan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman di masa pasca pandemi. Perusahaan manufaktur juga menggunakan solusi enterprise resource planning (ERP) berbasis cloud untuk membantu mengakomodasi penundaan komponen, sebagai akibat disrupsi terhadap rantai pasokan, dan menemukan aliran pendapatan baru di kanal langsung ke pelanggan (direct-to-consumer).
Toko-toko retail beralih ke model online. Restoran mengubah area parkirnya menjadi area makan di luar ruangan dengan pengaturan meja yang berjarak. Perusahaan layanan beralih ke penawaran virtual. Dan fasilitas layanan kesehatan mengubah permintaan yang membludak dan kekisruhan menjadi rencana jangka panjang untuk menciptakan hubungan dan mempertahankan pertumbuhan.
Ke depannya, perubahan-perubahan ini harus didukung dan dijaga oleh rangkaian solusi software cerdas dan mutakhir – dan penerapan cloud akan menjadi kunci untuk memungkinkan hal tersebut
Membangun Kembali untuk Lebih Kuat
Banyak perusahaan mulai menata ulang prioritas rencana-rencana yang mungkin awalnya berada di nomor tiga atau empat dalam daftar hal yang harus dilakukan perusahaan untuk bertransformasi. Perusahaan-perusahaan ini memahami manfaat dari penerapan cloud enterprise secara penuh dan mengakselerasi implementasi ini untuk meraih keunggulan daya saing.
Keinginan untuk meraih ROI dengan cepat mendorong perusahaan-perusahaan untuk memiliki kepercayaan diri yang besar dan berani untuk mengadopsi teknologi-teknologi baru. Tidak menginginkan perjalanan implementasi sepuluh tahun, organisasi-organisasi masa kini memilih siklus iterative deployment yang akan memberikan mereka kelincahan untuk bangkit dan “berlari” cepat, dengan disrupsi minimum dalam operasional sehari-hari. Walhasil, sistem cloud dan solusi Software-as-a-Service--yang menyerahkan kesulitan-kesulitan dalam mengurus server, keamanan, kepatuhan, back-ups dan update kepada penyedia--semakin berkembang.
Saat ini, para pemimpin perusahaan tidak lagi bertanya “mengapa harus menggunakan cloud”. Kini mereka mencari mitra teknologi tepercaya yang bisa membantu mengarahkan digital roadmap-nya dalam bertransformasi.
Walaupun banyak mitra teknologi yang menawarkan solusi cloud dengan kemampuan dasar, tantangannya adalah mengidentifikasi satu yang akan memungkinkan bisnis menciptakan pembeda strategis dalam lanskap bisnis yang kompetitif dan berkembang pesat.
Bersiap untuk Era Baru Bisnis
Laporan terbaru dari McKinsey menyebutkan bahwa, “proses perencanaan keuangan untuk tahun 2021 menghadirkan peluang untuk mengubah ‘pelajaran mahal’ dari pandemi COVID-19 menjadi suatu pelajaran terus menerus dalam menautkan strategi dengan nilai”.
Kini, saat para pemimpin menatap tahun depan dan seterusnya, banyak dari mereka yang mempertanyakan cara menjaga momentum ini agar tetap berlanjut? Bagaimana cara kita memanfaatkan hal-hal terbaik dari yang sudah kita pelajari dan mempraktikkannya setelah pandemi berakhir, dan memastikan hal tersebut ada di setiap tindakan yang kita akan ambil di masa depan?
Solusi cloud modern menyediakan jalan langsung pada agility atau kelincahan. Bekerja dengan penyedia solusi yang memiliki visi sama dan komitmen yang sama terhadap kesuksesan bisnis adalah lompatan besar menuju arah yang benar.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR