Facebook Reality Labs dalah divisi yang sudah membuat headset Oculus Quest dan perangkat Portal yang kini diposisikan sebagai produk besar perusahaan. Facebook memprediksi teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) adalah generasi berikutnya dari pengalaman berselancar di media sosial di masa depan.
Facebook juga akan mulai melaporkan pendapatan khusus untuk segmen Reality Labs. Ini merupakan pertanda bagi investor bahwa Reality Labs adalah bisnis penting Facebook dan perlu dinilai secara terpisah saat ini.
Ada rumor yang beredar, Facebook sengaja menggulirkan metaverse untuk mengalihkan perhatian dari laporan pendapatan perusahaan karena Facebook tidak berhasil memenuhi ekspektasi pendapatan yang ditargetkan.
Facebook beralasan bahwa hal ini disebabkan dari sejumlah faktor, mulai dari Covid-19, ekonomi, hingga fitur anti iklan bertarget (App Tracking Transparency) milik Apple.
Bahkan, Facebook telah merekrut 10.000 karyawan di Eropa dalam kurun waktu 5 tahun ke depanuntuk membangun mimpi metaverse tersebut. Rencananya, Facebook akan mencari teknisi dengan skill tinggi ini di negara seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Polandia, Belanda, hingga Irlandia.
Nick Clegg selaku Head of Global Affairs Facebook dan Javier Olivan sebagai Vice President of Central Products Facebook, mengaku bahwa Eropa adalah pasar penting bagi perusahaan.
"Dari ribuan karyawan di Uni Eropa, hingga jutaan bisnis yang menggunakan aplikasi dan alat kami setiap hari, Eropa adalah bagian besar dari kesuksesan kami," ujar mereka sebagaimana dilaporkan CNBC.
Menurut Clegg dan Olivian, kebutuhan akan teknisi dengan kemampuan tinggi adalah salah satu prioritas tinggi yang dikejar Facebook.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah di seluruh UE untuk menemukan orang yang tepat dan pasar yang tepat untuk memajukan ini, sebagai bagian dari upaya perekrutan yang akan datang di seluruh kawasan," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR