Ketika ada yang menyebut Pulau Samosir, sebagian besar orang yang mendengarnya akan berpikir sebuah pulau yang terletak di tengah indahnya Danau Toba.
Ya memang benar, pulau yang masuk ke dalam Provinsi Sumatera Utara ini sering kali menjadi salah satu destinasi banyak wisatawan lantaran letaknya yang memiliki pesona eksotis yaitu di tengah danau vulkanik terbesar di dunia.
Pulau Samosir yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten Samosir memang menjadi kabupaten yang sulit dipisahkan dengan Danau Toba. Namun selain Danau Toba, kabupaten ini juga memiliki banyak tempat wisata alam dan budaya yang tak kalah menariknya.
Salah satunya yaitu objek wisata Sigale-gale. Terletak di Desa Tomok, Sigale-gale merupakan sebuah patung atau boneka dari kayu yang digunakan dalam pertunjukan tari saat ritual penguburan jenazah suku Batak di Pulau Samosir.
Sigale-gale sendiri berasal dari kata “gale” yang bermakna lemah, lesu, atau lunglai.
“Sigale-gale ini merupakan ikon pariwisata di Samosir. Dulunya, pertunjukkan Sigale-gale memakai roh atau sihir. Tapi kalau sekarang memang tidak lagi seperti itu,” kata Albert Sigiro, pemandu di objek wisata Sigale-gale kepada InfoKomputer.
Saat pertunjukan, Sigale-gale akan melakukan tarian seperti menari Tortor dengan iringan musik gordang, musik khas suku Batak.
Selama menari, Sigale-gale dikendalikan oleh seorang pemain dari belakang mirip dengan boneka marionette menggunakan tali tersembunyi yang menghubungkan bagian-bagian patung melalui podium kayu berukir tempatnya berdiri. Hal ini memungkinkan bagian lengan, kepala, dan tubuhnya digerakkan.
Konon, jumlah tali yang menggerakkan Sigale-gale sama dengan jumlah urat yang ada di tangan manusia.
“Jadi gerakan dari patung itu ada dalangnya dari belakang. Jadi memang kalau tarian yang dilakukan Sigale-gale ini menggambarkan bagaimana aslinya tarian orang Batak,” tutur Albert.
Selain dapat melihat pertunjukan patung Sigale-gale menari, para wisatawan turut bisa menari bersamanya di mana gerakan tarian yang akan dilakukan mengikuti arahan dari pemandu di objek wisata Sigale-gale.
“Semua wisatawan atau pengunjung kami ajak menari bersama supaya mereka tahu bagaimana budaya Batak,” cetus Albert.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR