Di desa Tomok, selain ada Patung Sigale-gale, wisatawan juga dapat mempelajari kebudayaan dan peninggalan leluhur suku Batak, mulai dari rumah adat, makam raja-raja kuno, hingga benda-benda zaman megalitikum.
Tidak ketinggalan, ada pula sentra oleh-oleh di mana berbagai produk asli masyarakat seperti pakaian, hiasan, dan lainnya ditawarkan kepada setiap wisatawan yang datang.
Mengenalkan Potensi Wisata dengan Smart City
Pulau Samosir menyimpan berbagai destinasi wisata yang dapat mengundang banyak wisata datang untuk berkunjung, Danau Toba dan Sigale-gale misalnya.
Oleh karena itu, upaya untuk semakin mengenalkan potensi wisata yang ada di pulau ini ke mata wisatawan baik lokal maupun mancanegara sangatlah penting untuk dilakukan.
Namun bagi Wakil Bupati Samosir Martua Sitanggang, membuat objek-objek wisata di Pulau Samosir menjadi lebih terkenal lewat berbagai publikasi juga menjadi tantangan tersendiri.
Hal inilah yang diharapkannya dapat terselesaikan dengan adanya program Gerakan Menuju 100 Smart City untuk Destinasi Pariwisata Prioritas dan Ibu Kota Negara.
“Pariwisata tidak akan maju tanpa publikasi. Maka smart city yang mengedepankan pemanfaatan teknologi seperti internet harus bisa mendorongnya,” kata Martua saat ditemui di Rumah Dinas Wakil Bupati.
Nantinya, segala objek wisata alam ataupun budaya harus diinventarisir oleh Pemerintah Daerah. Dari situ publikasi akan lebih mudah dilakukan sehingga orang dapat memilih wisata mana yang mau didatangi di Kabupaten Samosir.
Selain itu, untuk menjaga budaya Batak di Kabupaten Samosir tetap terjaga, tengah dirampungkan Lembaga Budaya Kabupaten Samosir. Sejauh ini baru beberapa kecamatan di Pulau Samosir yang melantik pengurus lembaga ini.
“Karena kami berada di daerah kawasan strategis pariwisata nasional, maka lembaga adat itu harus ada,” tambah dia.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR