Menjawab kebutuhan nasabah yang terus berubah, Pegadaian ingin membangun aplikasi yang inovatif dengan time-to-market yang lebih cepat, khususnya untuk segmen bisnis penyimpanan emas dan investasi.
Di sisi lain, perusahaan yang sudah berusia lebih dari satu abad ini juga menginginkan platform teknologi yang memungkinkannya berkolaborasi dengan para mitra. Pegadaian juga berupaya meningkatkan pelayanan untuk mengakomodasi permintaan nasabah pada waktu-waktu sibuk, seperti akhir pekan atau hari libur nasional.
Pegadaian memanfaatkan solusi Red Hat untuk melakukan modernisasi aplikasi, mempercepat inovasi, dan menggelar layanan baru dengan lebih cepat dan andal. Solusi yang digunakan adalah Red Hat OpenShift, Red Hat OpenShift Data Foundation, Red Hat Enterprise Linux Server dan Red Hat Integration.
Kecepatan delivery dan relevansi layanan IT dari tim Development untuk bisnis juga diklaim Pegadaian meningkat. Salah satu contohnya adalah aplikasi Pegadaian Digital yang dikembangkan untuk memudahkan konsumen mengakses layanan gadai dengan aman dari rumah selama pandemi COVID-19.
Solusi Red Hat juga dimanfaatkan Pegadaian saat menambah kanal pembelian ke beberapa portal e-commerce populer dan mengintegrasikannya dengan bank BUMN. Transformasi layanan digital dan penambahan kanal ini dikatakan memperluas jangkauan sehingga Pegadaian dapat mendukung lebih banyak orang dan memberikan pengalaman yang lebih baik untuk nasabahnya.
“Sejak didirikan, layanan Pegadaian sudah membantu banyak orang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan mencapai standar kehidupan yang lebih tinggi," jelas Teguh Wahyono, Director of Information Technology and Digital, Pegadaian.
Teguh menjelaskan bahwa Red Hat membantu Pegadaian menciptakan budaya open source, mendorong developer dan unit bisnis di Pegadaian untuk menciptakan berbagai inovasi.
"Dengan teknologi yang tepat dan pola pikir yang inovatif, kami berada di posisi yang baik untuk terus meningkatkan kehidupan nasabah kami dan membantu membangun perekonomian Indonesia," ujar Teguh.
Menurut Marjet Andriesse, Vice President dan General Manager, APAC, Red Hat, tahun 2021 masih penuh ketidakpastian. "Namun perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik sudah menggunakan teknologi open source untuk menciptakan lebih banyak peluang bisnis dengan lebih cepat dan lebih efektif melalui transformasi digital," jelas Marjet. Perusahaan di Asia Pasifik sudah memanfaatkan teknologi-teknologi seperti hybrid cloud, data analytics, dan komputasi edge demi menjawab tantangan lanskap pasar yang terus berubah dan meningkatkan pengalaman konsumen.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR