Desir ombak dan lembutnya pasir putih menyapa kedatangan saya di pantai Pulisan. Segera saya melangkahkan kaki lebih dekat menuju bibir pantai sambil menyapa Ibu Hadidja Buchari, S.E., Hukum Tua Desa Pulisan yang baru saja selesai menyambut kedatangan tamu dari Gorontalo untuk berkunjung ke Desa Pulisan, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Tampak beberapa pengunjung asyik bersantai menikmati gelombang ombak di atas pelampung karet. Ada juga beberapa dari mereka yang sekadar bersantai di gazebo sambil asyik menikmati pisang goroho goreng. Kios-kios di pinggir pantai terlihat mulai ramai mencari peluang dari wisatawan yang jumlahnya tak seberapa dibandingkan biasanya.
Tiga lokasi kebanggaan Pulisan
Saat ditanyakan mengenai destinasi wisata andalan desa di ujung Minahasa Utara ini, Ibu Hadidja yang didampingi Bapak Adrian Ishak, koordinator Linmas Desa Pulisan, pun bersemangat menjelaskan secara bergantian. Di Pulisan, ada tiga wisata yang wajib dikunjungi yaitu Pantai Pulisan Besar, Pantai Pulisan Kecil atau Pantai Love, dan Bukit Savana.
Di pantai besar kita bisa bersantai di gazebo atau meja-meja yang sudah tersedia sambil menikmati beragam camilan yang dijajakan di kios, berenang, dan juga bermain Banana boat.
Menurut Pak Adrian, berenang di pantai ini tergolong aman karena dasar lautnya tidak curam dan bersih dari bulu babi. Biaya yang dikeluarkan pun tidak mahal, cukup dengan 250 ribu rupiah untuk satu gazebo, 10-20 ribu rupiah untuk penyewaan ban, dan 50-100 ribu rupiah untuk penyewaan meja dan semua ini berlaku tanpa batas waktu.
Jika menyukai suasana private, Pak Adrian menyarankan untuk melipir ke pantai yang ukurannya lebih kecil. “Sama tamu diberi nama Pantai Love, Bu. Karena di sana lebih sepi daripada pantai besar yang banyak dikunjungi keluarga,” Pak Adrian menambahkan.
Untuk Bukit Savana, kami harus sedikit memutar karena jalurnya berbeda dari jalur menuju pantai. Sesampainya di parkiran, kami melanjutkan perjalanan dengan mendaki. Di puncak, terbayar semua rasa lelah dan panas terik matahari saat melihat pemandangan dari atas bukit yang menakjubkan.
Di tengah-tengah savana, saat melihat ke kiri saya dapat melihat Pantai Pulisan dan tepat di sebelah kanan Pantai Paal pun ikut memamerkan kecantikannya. Tak akan puas rasanya jika hanya melihat dari lensa kamera, tempat ini wajib dikunjungi dan dinikmati sendiri.
Inisiatif Warga Pulisan dan Peningkatan Ekonomi
Pantai yang baru saja dibuka kembali selama masa pandemi ini, dulunya hanyalah dermaga kecil tempat perahu nelayan. Namun keinginan untuk kehidupan yang lebih baik menggerakkan pemerintah desa untuk mengubahnya menjadi salah satu destinasi pariwisata yang wajib dilirik saat berkunjung ke Minahasa Utara.
“Kita buka sampai jadi. Kita instruksikan ke masyarakat desa kalau kita harus mengelola pantai ini dan mereka bisa bikin usaha di sini. Di luar dari masyarakat desa Pulisan tidak diizinkan,” jelasnya.
Berkembang sejak 2014, kini Pulisan sudah dikenal sampai ke mancanegara. Ratusan hingga ribuan orang secara total sudah menginjakkan kaki ke desa ini untuk menikmati keindahan yang ditawarkannya. Tentu saja hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah dan juga pusat.
“Perkembangan torang dari awal kerjakan dengan pemerintah desa untuk mengelola desa ini, baru sudah terbuka kita panggil masyarakat turun untuk kelola pantai ini jadi objek wisata,” kata Pak Adrian.
Atas inisiatif tersebut Pulisan pun mendapat bantuan dari dinas pariwisata dan pemerintah setempat. Pak Adrian dan warga lainnya kini bisa memiliki penghasilan yang lebih stabil bahkan bisa membangun rumah dengan adanya bantuan Homestay dan 24 unit kios untuk berjualan serta pasar.
Selain itu, Pulisan juga menawarkan wisata belanja suvenir asli buatan warga Pulisan. Beberapa warga di sini sudah memiliki karyanya sendiri, bahkan mendapatkan pesanan dari turis lokal maupun asing. Namun mereka masih belum memiliki etalase atau galeri untuk menjajakannya.
Pak Dolvi Bindura contohnya, dengan tempat seadanya tangannya tetap giat mengerjakan suvenir yang terbuat dari batok kelapa dan juga bambu. Ke depannya ia sangat berharap akan ada pelatihan dan juga perhatian pada masyarakat desa, khususnya yang memiliki keterampilan sepertinya.
Dukungan Bupati Sangat Berarti
Bupati Minahasa Utara, Joune J.E Ganda, S.E., mengungkapkan bahwa Likupang merupakan daerah yang kaya akan destinasi pariwisata. Sehingga saat ini pembangunan infrastruktur menjadi salah satu target utama yang dikerjakan oleh PUPR di Likupang.
Bupati mengatakan bahwa dengan adanya homestay masyarakat sekitar juga bisa menikmati potensi dan berkah wisata di tanah tempat tinggal mereka sendiri. “Saat ini infrastruktur jalan dari bandara langsung ke Likupang juga sudah berjalan. Tahun depan down breaking, jadi nanti dari bandara ke Likupang hanya 30-35 menit saja,” jelas Joune.
Infrastruktur lain yang juga sedang disiapkan dalam rangka mensukseskan Gerakan Menuju 100 Smart City untuk Destinasi Wisata Prioritas dan Ibukota Negara adalah jaringan telekomunikasi.
“Saat ini tower 5G sudah dibangun, sekali itu aktif tidak akan ada lagi blank spot di Likupang. Di Indonesia belum banyak jadi ini adalah keberuntungan untuk kami,” tambahnya.
Selain itu, Joune berharap dalam 2-3 tahun ke depan dengan adanya pelatihan pada setiap SDM dapat meningkatkan kemampuan hospitality warga dalam menyambut wisatawan lokal maupun asing.
(Penulis: Erninta Afryani Sinulingga)
Baca Juga: Kabupaten Klaten: Smart City untuk Tingkatkan Promosi Wisata
Baca Juga: Membuat Wisata di Pulau Samosir Semakin Dikenal dengan Smart City
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR