Tak jauh dari makam Sultan, wisatawan pun bisa berziarah ke makam Habib Hasim Bin Musaiyah (Tunggang Parangan), Habib yang membawa agama islam ke kerajaan ini. Inilah awal mula Sultan Aji Raja Mahkota memeluk agama islam.
Akses dan Petunjuk yang Perlu Diperhatikan
Untuk bisa menikmati perjalanan wisata religi dan budaya ini tentu saja harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Terutama akses menuju destinasi wisatanya. Sayangnya, sampai saat ini akses seperti jalanan, transportasi pendukung antar objek wisata, dan juga papan penunjuk arah masih belum memadai.
Hal inilah yang disampaikan oleh Ibu Rusdiana, salah satu peziarah yang datang dari Samarinda menggunakan motor ke makam Sultan. Ia mengeluhkan mengenai jalanan yang belum bisa dikatakan memadai serta penunjuk jalan yang akhirnya membuat wisatawan harus banyak bertanya pada warga sekitar.
Bupati Kutai Kartanegara, Drs. Edi Damansyah, M.Si, yang saya temui di kantornya mengatakan memang beberapa kondisi jalan di Kutai Kartanegara masih menjadi kendala.
“Bukan hanya jalan, tapi juga infrastruktur telekomunikasi hari ini juga masih jadi problem di Kutai Kartanegara,” katanya.
Pak Edi berharap akan ada percepatan infrastruktur di Kutai Kartanegara sebagai mitra Ibu Kota Negara (IKN) serta dukungan untuk percepatan pengembangan infrastruktur di bidang lainnya.
(Penulis: Erninta Afryani Sinulingga)
Baca Juga: Kabupaten Klaten: Smart City untuk Tingkatkan Promosi Wisata
Baca Juga: Trinitas Wisata Desa Pulisan di Minahasa Utara yang Siap Membahana
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR