Jika dibandingkan dengan tahun lalu, situasi pandemi di Indonesia saat ini jauh lebih terkendali. Seiring dengan penurunan jumlah kasus positif Covid-19, aktivitas di ruang publik perlahan kembali dilonggarkan.
Hal tersebut membuat mobilitas masyarakat meningkat dibandingkan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan secara ketat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2021 menunjukkan, jumlah penumpang angkutan udara untuk perjalanan domestik mencapai 2 juta orang. Jumlah itu naik 84,024 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tidak hanya itu, data TomTom Traffic Index 2021 juga menunjukkan bahwa tingkat kepadatan lalu-lintas Jakarta sudah sama seperti situasi sebelum pandemi.
Baca Juga: Red Hat Umumkan Peraih Asia Pacific Partner Awards 2021, Siapa Pemenang dari Indonesia?
Situasi tersebut membuat berbagai perusahaan pelayanan publik mengalami tantangan operasional yang unik. Di satu sisi, perusahaan harus bisa melayani kebutuhan aktivitas masyarakat. Namun, di sisi lain, protokol kesehatan tetap harus dijaga mengingat pandemi belum sepenuhnya usai.
Menjawab tantangan tersebut, distributor produk IT dan solusi teknologi di Indonesia PT Harrisma Informatika Jaya memperkenalkan sejumlah solusi teknologi yang dapat mendukung operasional perusahaan di tengah era new normal.
Teknologi tersebut diperkenalkan dalam acara talk show dengan tema “Humanizing Technology to Conquer Opportunities in the Digital Era” yang diselenggarakan di JW Marriott Hotel, Rabu (24/11/2021).
Solusi yang memudahkan
Menurut Sales Director Harrisma Informatika Selvie Wijaya, tujuan acara ini adalah memperkenalkan solusi teknologi yang memudahkan pengguna, sekaligus membuka peluang bisnis kepada system integrator maupun konsultan yang selama ini menjadi mitra setia Harrisma.
Baca Juga: HP Luncurkan Elite Folio dan Kenalkan Presence untuk Pekerja Hibrida
Pada acara ini, Harrisma menunjukkan solusi di bidang keamanan (security) dan komunikasi.
Solusi di area security dihadirkan melalui solusi komperehensif dari Uniview dan ZKteco. Solusi Uniview berpusat pada perangkat CCTV yang memiliki fitur canggih dan tepat guna.
“Contohnya fitur People Counting yang dapat menghitung jumlah orang dalam satu ruangan atau jumlah orang yang keluar-masuk sebuah gedung,” ungkap Selvie.
Fitur menarik lain dari CCTV UNV adalah Light Hunter dan Color Hunter. Kedua fitur ini berfungsi membuat tampilan gambar lebih jelas dan berwarna di segala kondisi.
“CCTV pada umumnya menggunakan teknologi infrared. Jadi, dalam kondisi minim cahaya atau gelap, tampilan gambar dan pergerakan lebih ke arah hitam putih. Nah, dengan fitur Light Hunter dan Color Hunter, tampilan gambar CCTV tetap berwarna sekalipun dalam kondisi tidak ada cahaya sama sekali,” jelas Selvie.
Baca Juga: Empat Alasan Teknologi Graph Akan Menjadi Tren di Dunia Digital
Tidak hanya itu, CCTV UNV juga dilengkapi fitur Face Detection dengan teknologi artificial intelligence (AI) yang akurat sampai 98 persen. Selain dapat mendeteksi wajah dengan lebih jelas, AI tersebut juga dapat mendeteksi tulisan pada baju seseorang.
Sedangkan, solusi ZKteco berpusat pada Visitor Management System yang telah diterapkan di banyak Gedung di Indonesia.
“Visitor Management System ini yang sering kita lihat kalau mau masuk gedung. ZKteco menawarkan fitur Face Detector yang bisa mengecek kita pakai masker atau tidak, lalu suhu tubuhnya bagaimana,” jelas Selvie. Semua dilakukan secara touchless, sehingga mendukung perubahan gaya hidup selama pandemi.
Hytera, Solusi push-to-talk
Pada area komunikasi, Harrisma membawa solusi dari Hytera yang merupakan perangkat push-to-talk (PTT) menggunakan teknologi seluler. Fungsi perangkat ini mirip seperti HT (handie-talkie) yang memungkinkan komunikasi dua arah secara bergantian.
Baca Juga: Fujifilm dan Harrisma Tawarkan LTO Ultrium Data Cartridge di Tanah Air
Bedanya, HT menggunakan gelombang radio, sementara Hytera menggunakan jaringan seluler atau telepon biasa. Karena menggunakan jaringan seluler, pemanfaatan Hytera pun menjadi lebih mudah dan sederhana.
“Jika menggunakan radio, investasinya lebih tinggi karena harus menyiapkan antena repeater, antena base, dan juga izin frekuensi. Sementara Hytera ini seperti perangkat seluler saja, bisa langsung dipakai tanpa proses rumit,” papar Selvie.
Karena menggunakan IP (Internet Protocol), pengguna Hytera juga bisa memberikan instruksi tanpa batas, bahkan ke seluruh dunia selama ada koneksi seluler atau internet.
Solusi Hytera juga dapat dibundel dengan operator seluler, termasuk yang dilakukan selama ini dengan Telkomsel. “Dari analisis internal kami, Telkomsel punya kualitas dan coverage paling luas serta sinyal dan jaringan paling oke untuk mengoptimalkan penggunaan Hytera ini,” kata Selvie.
Pada kesempatan yang sama, Head of Home LTE Project Telkomsel Arief Pradetya mengatakan, peran Telkomsel dalam kolaborasi tersebut adalah memastikan komunikasi menggunakan perangkat PoC (Push-to-talk Over Cellular) dapat berjalan optimal.
Baca Juga: Setiasmo Samami: Membangun Kekuatan “Endgame” di Backend Bank BTPN
“Telkomsel memegang perananan besar agar penggunaan PoC di suatu lokasi berjalan sukses. Oleh karena itu, Telkomsel siap membantu melihat dan menganalisa kualitas network di lokasi tersebut seperti apa,” ujar Arief.
Arief juga berpendapat, masa depan PoC seperti Hytera akan cerah seiring kian tingginya kebutuhan akan komunikasi di area pertambangan atau perkebunan.
“Konsep push-to-talk memang bisa dilakukan melalui pendekatan software atau aplikasi. Namun perangkat seperti Hytera ini menawarkan user experience seperti HT biasa, seperti ada tombol khusus untuk berbicara. Jadi saya rasa akan memudahkan pengguna,” tambah Arief.
Harrisma sendiri meyakini, solusi dari Uniview, ZKteco, dan Hytera ini dapat menjawab kebutuhan pasar yang bergerak ke arah New Normal dan bahkan pasca pandemic. Apalagi, Harrisma berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada mitranya saat mengimplementasikan solusi ini ke konsumen.
“Sebagai distributor yang channel-centric, Harrisma akan memberikan full support kepada channel partner kami, mulai dari training, on-site dengan end-user, sampai pendampingan saat implementasi,” ujar Selvie.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR