Belum lama ini, Ericsson membagikan beberapa temuannya pada Ericsson Mobility Report edisi terbarunya kepada para jurnalis tanah air. Temuan yang dibagikan adalah sehubungan 5G. Ericsson menyebutkan bahwa 5G diserap lebih cepat dari 4G di dunia, dihitung dari jumlah tahun ketersediannya, dan tahun 2027 diperkirakan 5G akan menjadi yang utama alias mainstream secara global. Ketersediaan perangkat 5G yang lebih banyak dan penurunan harganya yang lebih cepat dibandingkan kala 4G dulu menjadi salah satu faktor.
“Seperti yang kita perkirakan, 5G juga sudah berkembang sangat-sangat pesat, sangat cepat, malah lebih cepat dibandingkan teknologi sebelumnya, terutama misalkan 4G,” sebut Ronni Nurmal (Head of Network Solutions Ericsson Indonesia) mengenai serapan 5G sejauh ini di dunia. “Apa sih manfaatnya dari teknologi 5G? Saya bisa bilang, kami bisa bilang 5G itu adalah sebenarnya platform untuk inovasi. Artinya apa? 5G itu enabler untuk inovasi yang memungkinkan berbagai layanan, berbagai service bisa dikembangkan, baik merupakan perkembangan dari service yang ada saat ini; di-enhance menjadi lebih bagus, lebih maju; atau betul-betul services baru, use cases baru,” tambahnya lagi.
Ericsson memperkirakan jumlah langganan alias subscription dari 5G di dunia akan mencapai 1 miliar dalam waktu yang lebih cepat dua tahun dibandingkan 4G dahulu. Dengan kata lain, Ericsson memprediksikan jumlah langganan 5G di dunia akan mencapai 1 miliar mendekati empat tahun sejak 5G pertama kali di-deploy. Adapun 4G sendiri mencapai hal tersebut mendekati enam tahun sejak 4G pertama kali di-deploy. Jumlah langganan 5G itu pun diperkirakan Ericsson akan mencapai 4,4 miliar secara global pada tahun 2027, hampir 50% dari seluruh langganan seluler. Sementara, jumlah langganan 4G diprediksikan akan menurun menjadi 3,3 miliar. Sisanya adalah 3G dan 2G. Total jumlah langganan seluler di dunia pada tahun 2027 diperkirakan akan mencapai 8,9 miliar.
Khusus Asia Tenggara dan Oceania, pada tahun 2027, Ericsson memperdiksikan jumlah langganan 5G akan memiliki porsi sebesar 45%. Porsi ini menyerupai porsi jumlah langganan 4G yang diperkirakan Ericsson sebesar 46% pada tahun bersangkutan. Sementara, wilayah yang memiliki porsi jumlah langganan 5G terbesar pada tahun 2027 adalah Amerika Utara. Pada wilayah tersebut, Ericsson memprediksikan porsi jumlah langganan 5G pada tahun 2027 mencapai 90%. Porsi jumlah langganan 4G pada tahun 2027 untuk Amerika Utara sendiri diperkirakan Ericsson menjadi hanya 9%.
Seperti yang InfoKomputer paparkan di sini, 5G memang menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan 4G. Generasi kelima dari nirkabel seluler ini tidak hanya bisa menawarkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, melainkan menawarkan pula latensi yang lebih rendah dan kepadatan koneksi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Bila disandingkan dengan IMT-Advanced alias 4G, IMT-2020 alias 5G bisa memberikan throughput sebesar 10 kali, latensi yang menurun 10 kali, dan kepadatan koneksi yang sebanyak 10 kali. Aneka kelebihan 5G terhadap 4G itu membuat 5G bisa digunakan untuk berbagai skenario baru.
Sementara, untuk perkembangan 5G selama sekitar dua tahun terakhir, Ericsson menyebutkan; mengutip data GSA (Global mobile Suppliers Association); secara global sudah terdapat setidaknya 182 jaringan 5G yang menawarkan layanan 5G, hampir 1.060 perangkat 5G tersedia secara komersial, dan 25% populasi terjangkau jaringan 5G pada akhir tahun 2021. Khusus Ericsson sendiri, Ericsson mengeklaim terdapat sebanyak 105 operator telekomunikasi seluler yang sudah menawarkan jaringan 5G menggunakan solusinya, ke-105 operator telekomunikasi seluler yang dimaksud tersebar di 46 negara di dunia, dan ke-105 operator telekomunikasi seluler tersebut merupakan bagian dari 168 perjanjian komersial 5G yang dimilikinya. Ericsson pun memprediksikan jumlah langganan 5G di dunia pada akhir tahun 2021 akan lebih dari 660 juta.
Selain itu, Ericsson membagikan pula perkembangan seluler selama sepuluh tahun hadirnya Ericsson Mobility Report. Ericsson menyebutkan bahwa lalu lintas data seluler global saat ini telah meningkat hampir tiga ratus kali lipat dibandingkan tahun 2011. Spesifik Asia Tenggara dan Oceania, pertumbuhannya jauh lebih pesat lagi. Di Asia Tenggara dan Oceania, lalu lintas data seluler meningkat sekitar delapan ratus kali lipat. Pertumbuhan yang sangat pesat ini, baik di dunia maupun Asia Tenggara dan Oceania, antara lain berkat jumlah pengguna smartphone yang meningkat sangat drastis selama periode tersebut, serta menjadi lazimnya smartphone sebagai perangkat untuk mengonsumsi konten digital.
“Pada tingkatan global, lalu lintas [data] seluler [hanya mobile, tidak termasuk FWA (fixed wireless access)] bertumbuh sekitar 25% pada tahun 2021, dan kami mengharapkan pertumbuhan tersebut akan sebesar 4,5 kali pada tahun 2027 [dibandingkan tahun 2021],” ucap Peter Jonsson (Director Strategic & Content Marketing Ericsson) sembari menyebutkan besarnya lalu lintas data seluler yang dimaksud diperkirakan 65 EB per bulan pada akhir tahun 2021. “Porsi lalu lintas [data] 5G akan sekitar 50% dari lalu lintas [data] pada tahun 2027 menurut perkiraan kami,” pungkasnya.
KOMENTAR