Pepohonan yang begitu rindang menyambut kedatangan kami di sentra kuliner khas Pulau Lombok. Terletak di Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, sentra kuliner bernama Pohon Bambu Bonjeruk ini menyediakan menu andalan yang kaya akan filosofi serta sejarah.
Salah satu menu andalannya adalah ayam merangkat. Ayam merangkat bisa dibilang sangat mirip dengan ayam bakar pada umumnya, sekilas kami bahkan tidak dapat membedakan bila hanya melihat dengan mata telanjang.
Namun, setelah dicicipi, ayam merangkat memiliki rasa serta tekstur tersendiri yang luar biasa nikmat. Ayam merangkat memiliki cita rasa pedas dan kaya akan bumbu rempah-rempah yang berlimpah.
Kunci dari kenikmatan ayam merangkat terletak pada bahan baku utamanya. Ayam merangkat menggunakan ayam kampung sebagai bahan baku utama dan disajikan dengan cara disuwir agar bumbu yang diaplikasikan dapat terserap secara merata.
Selain itu, ayam merangkat juga disuguhkan bersama beberapa menu lain. Mulai dari sayur daun kelor, urap timun, beberuk terong, tempe goreng, dendeng, hingga ikan nila. Menariknya, menu pendamping yang disajikan turut memiliki cita rasa pedas layaknya ayam merangkat.
Menilik Kisah Ayam Merangkat
Kuliner khas Pulau Lombok ini sejatinya hanya dapat ditemui bila ada salah satu warga yang melaksanakan pernikahan. Namun, bukan sembarang pernikahan, melainkan pernikahan yang dilakukan menggunakan adat tradisional suku Sasak yang bernama merarik.
Dayat, pemilik Pohon Bambu Bonjeruk menuturkan, tradisi merarik sudah ada sejak lama dan diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Tradisi merarik merupakan bukti keseriusan pihak mempelai pria kepada sang calon mempelai wanita.
“Merarik atau melarikan sang calon mempelai wanita dilakukan secara diam-diam pada malam hari. Biasanya kedua sejoli ini akan berjanjian di hari dan waktu yang sudah ditentukan. Nantinya, keluarga dari mempelai pria akan datang menjemput sang pujaan hati di kediamannya dan membawa kabur calon mempelai wanita tersebut selama tiga hari,” ungkap Dayat.
Setelah melarikan calon mempelai wanita, tokoh masyarakat setempat akan mempertemukan kedua keluarga secara resmi untuk membicarakan persiapan pernikahan. “Kalau kedua keluarga sudah bertemu dan sepakat ke jenjang pernikahan, maka ada acara makan-makan yang dihadiri oleh masyarakat sekitar. Pada momen ini, barulah ayam merangkat disajikan untuk dikonsumsi bersama-sama,” sambungnya.
Menjadi Destinasi Wisata Unggulan
Pohon Bambu Bonjeruk berdiri sejak tahun 2019. Pusat kuliner ini memang menjadi satu di antara empat destinasi unggulan yang ada di Desa Wisata Bonjeruk. Permai Usman, ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bonjeruk mengatakan, alasan Pohon Bambu Bonjeruk dipusatkan menjadi sentra kuliner karena lokasinya yang rindang.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR