Sebagai merek laptop dalam negeri, Axioo menunjukkan konsitensinya dalam menghadirkan laptop terjangkau. Salah satu seri terbaru andalannya adalah Axioo MyBook 14H (8 GB RAM Version). Penambahan versi “RAM” menegaskan bahwa ini merupakan upgrade dari seri terdahulunya yang masih menggunakan kapasitas 4 GB.
Sebagai laptop entry-level, desainnya polos dan minimalis dengan tulisan Axioo di tengahnya. Punya warna abu-abu, lapisannya tidak gampang kotor saat kami pegang. Seluruh bodinya sendiri menggunakan bahan dari polikarbonat. Dimensinya cukup nyaman dan ringkas saat dibawa. Bobotnya sekitar 1 kg lebih sedikit dengan ketebalan 2 cm. Untuk engselnya layarnya bisa dibuka secara maksimal sampai kemiringan sekitar 135°.
Layarnya punya ukuran 13,3 inci dengan resolusi 1.920 x 1.080 piksel alias Full HD yang menurut kami jadi nilai tambah. Pasalnya, kebanyakan laptop entry-level masih menggunakan resolusi 1.366 x 768 piksel. Meski menggunakan panel TN, tetapi tampilannya cukup baik. Warnanya cukup tajam, meski agak pekat, dan viewing angle-nya juga terasa luas. Kami menyaksikan layar dari berbagai sudut dan tidak mengalami banyak perubahan tampilan.
Dari sisi desain, bezel-nya cukup tebal pada tiap sisi. Seperti biasa pada bezel atas terdapat webcam berukuran besar, tetapi posisi mikrofonnya terpisah dan ditempatkan pada bezel bawah. Cocok untuk aktivitas yang tidak butuh detail tinggi, webcam ini disarankan digunakan pada ruang terang atau memiliki cahaya cukup guna meminimalisasi noise. Untuk kualitas audionya terbilang standar dan cenderung dominan suara treble dengan bas yang minim. Untungnya saat volume diatur ke 100% suaranya tidak pecah.
Penempatan tombol kibornya cukup renggang dan sayangnya tidak memiliki backlight. Tombolnya pun enak saat ditekan dan membuat aktivitas mengetik jadi nyaman. Sementara, touchpad-nya standar dan tidak memiliki tombol klik kiri dan kanan yang terpisah alias tersendiri.
Untuk konektivitas, pada bagian kiri terdapat porta adaptor, USB 3.0 Standard-A, dan HDMI. Beralih ke sisi kanan terdapat porta USB 3.0 Standard-A, USB 2.0 Standard-A, Ethernet, audio, dan card reader. Di sini kami tidak menemukan porta yang lebih baru, yaitu USB Type-C.
Sebagai laptop entry-level, Axioo MyBook 14H menggunakan prosesor Intel Celeron N4020 yang merupakan prosesor dual core tanpa Hyper-Threading dengan TDP rendah 6 watt. Kartu grafisnya mengandalkan yang terintegrasi pada Intel Celeron N4020, yaitu Intel UHD Graphics 600. Sebagai tandem, disertakan memori utama dengan kapasitas 8 GB yang terpasang secara permanen dan tidak bisa di-upgrade.
Seperti disebut sebelumnya, laptop yang kami uji ini dilengkapi dengan memori utama 8 GB. Dengan memori utama lebih besar, tentu akan membuat performanya lebih lancar, terutama saat multitasking. Misalnya, saat Anda membuka beberapa aplikasi secara bersamaan, tidak akan terlalu tersendat. Bagi pelajar contohnya akan lebih nyaman saat membuka aplikasi Zoom sambil mengerjakan tugas memanfaatkan aplikasi office dan menjelajahi internet.
Bagi kebutuhan yang ringan, kapasitas penyimpanan 256 GB masih mumpuni. Pilihan ini memang jadi solusi dari sisi harga yang lebih terjangkau. Axioo sendiri menggunakan media simpan berjenis SSD SATA 2,5 inci. Namun, jika pada kemudian hari butuh kapasitas lebih besar, Anda bisa mengganti media simpan tersebut dengan mudah.
Axioo memberikan kemudahan untuk menggati media simpan itu karena bagian bawahnya menggunakan kompartemen khusus untuk media simpan. Jadi, Anda tidak perlu sampai membuka semua casing bagian bawah, cukup area untuk media simpan.
Dengan spesifikasi tersebut, apakah Axioo MyBook 14H bisa juga digunakan untuk bermain gim? Secara garis besar jawabannya adalah tidak bisa. Pengujian kami diwakili oleh Aliens vs Predator Benchmark berbasis DirectX 11 yang hanya mendapatkan skor di bawah 10 fps. Ini artinya sangat-sangat tidak ideal untuk memainkan banyak gim masa kini. Namun, jika ingin bermain gim-gim ringan seperti Zuma atau Candy Crush, tentu masih bisa.
Dirancang untuk komputasi sederhana, Axioo hanya menggunakan sistem pendingin fanless atau tanpa kipas. Tidak heran pada bagian casing tidak terdapat lubang sirkulasi udara, baik untuk masukan maupun keluaran. Pendingin hanya berupa logam yang menempel pada prosesor.
Kami pun coba menguji sistem pendingin tersebut guna melihat seberapa jauh mampu menangani suhu. Meski tidak digunakan untuk melakukan tugas berat, kami coba menjalankan stress test dalam beberapa saat. Pada pengujian selama 30 menit, suhu masih terlihat aman dimana HWinfo menunjukkan suhu tertinggi 92° C dengan suhu rata-rata 87° C.
Namun, setelah mencapai 30 menit, mulai terjadi thermal throttling. Artinya, laptop ini memang tidak boleh sering-sering digunakan untuk menjalankan beban berat dalam waktu lama. Hal ini tidak salah karena Axioo MyBook 14H memang bukan diperuntukkan untuk hal tersebut. Pengujian hanya sekedar ingin mengetahui kemampuan sistem pendinginnya.
Axioo MyBook 14H memiliki baterai dengan kapasitas 30,4 Wh. Kapasitas ini mampu membuat laptop bertahan sampai 7 jam 50 menit saat kami uji menggunakan PCMark 10 dengan skenario Modern Office serta pengaturan pada mode Balanced. Sementara, skenario kedua, kami menjalankan video Full HD secara looping dan mengatur tingkat brightness layar ke 100% serta pengaturan di mode Performance. Hasilnya, baterai bisa bertahan sampai 3 Jam 41 menit. Yang menarik, adaptornya berukuran kecil mirip dengan adaptor ponsel zaman dulu sehingga cukup praktis saat dibawa bepergian.
Kesimpulan
Axioo MyBook 14H merupakan laptop entry-level yang cukup menarik. Hal pertama bisa dilihat dari harga jualnya. Dengan kisaran Rp4 jutaan, laptop ini bisa diandalkan untuk menjalankan komputasi ringan. Berdasarkan pengujian kami, Axioo MyBook 14H cukup ideal digunakan oleh anak sekolah, mahasiswa, dan karyawan yang sering menjalankan aplikasi berbasis office, browsing, dan multimedia sederhana seperti mendengar musik sampai menonton film. Jika ingin menjalankan penyuntingan foto atau video, disarankan untuk menggunakan versi lawas yang butuh spesifikasi lebih ringan. Axioo MyBook 14H ini juga siap untuk Windows 11.
Plus: Layar Full HD yang tajam, memori utama 8 GB menarik untuk kelasnya, bisa upgrade media simpan, daya tahan baterai baik, dukung Windows 11, senyap, harga menarik.
Minus: Tanpa USB Type-C, memori utama tidak bisa di-upgrade.
Hasil Uji
Pengujian | Axioo MyBook 14H |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Time Spy | 124 |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Night Raid | 1390 |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Fire Strike | 331 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 | 1613 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Essentials | 4372 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Productivity | 2916 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Digital Content Creation | 895 |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Arithmetic | 19,65 GOPS |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Multimedia | 31,41 Mpix/s |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Memory | 9,57 GB/s |
Cinebench R20 – CPU | 273 pts |
Aliens vs Predator Benchmark 1.03 (1.366 x 768 piksel) | 7,9 fps |
5,2 fps | |
Transcoding video (HandBrake 1.3.0 – 64 bit)* | 20 menit 17 detik |
Transcoding audio (Lame Front-End 1.8)* | 2 menit 29 detik |
Memutar video Full HD (Battery Meter)** | 3 jam 41 menit |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 Battery – Modern Office** | 7 jam 50 menit |
*lebih cepat lebih baik, **lebih lama lebih baik
Spesifikasi
Prosesor | Intel Celeron N4020 (dual core 1,1 GHz, turbo sampai 2,8 GHz) |
RAM | 8 GB DDR4 (kanal tunggal) |
Chipset | Terintegrasi pada prosesor |
Kartu Grafis | Intel UHD Graphics 600 |
Media simpan | SSD SATA 256 GB |
Fasilitas | Wi-Fi 5, Bluetooth 5.0, 2 x USB 3.0 Standard-A, USB 2.0 Standard-A, HDMI, LAN (RJ45), card reader, audio, webcam |
Layar | 13,3″ TN 1.920 x 1.080 piksel |
Kartu suara | HD Audio |
Sistem operasi | Dukung Windows 10 dan 11 64 bit |
Baterai | 30,4 Wh |
Dimensi/bobot | 30 x 21,9 x 2 cm/1,2 kg |
Garansi | 1 tahun |
Situs | https://www.idn.axiooworld.com/ |
Harga | Rp4.399.000 (versi tanpa Windows) |
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR