Salah satunya adalah Dinda (21), seorang mahasiswi dari salah satu perguruan swasta di Jakarta. Setelah mengetahui dampak pencemaran lingkungan yang dapat dihasilkan oleh e-mail, Dinda berjanji akan mulai rutin untuk menghapus e-mail yang tak lagi diperlukan.
"Awalnya saya tidak tahu kalau ternyata e-mail bisa menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan. Namun, saya sangat mendukung upaya menghapus e-mail ini," ungkap Dinda kepada KompasTekno, Rabu (19/1/2022).
"Karena upaya untuk menyelamatkan lingkungan bisa dimulai dengan langkah kecil, seperti menghapus e-mail yang tak lagi terpakai," lanjutnya.
Namun, hal tersebut nampaknya tidak mencegah Dinda untuk tetap menggunakan layanan e-mail. Menurut Dinda, e-mail masih menjadi salah satu sarana penunjang kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 berlangsung.
"Tapi saya tidak akan langsung setop menggunakan e-mail. Karena kegiatan perkuliahan yang berlangsung dari rumah, hampir semua tugas kuliah dikumpulkan secara online, termasuk lewat e-mail," ujar Dinda.
Senada dengan Dinda, Adam (25) yang berprofesi sebagai digital desainer, mengaku tidak keberatan untuk mulai menghapus e-mail yang bersifat spam. Menurut Adam, menghapus e-mail bukan pekerjaan berat baginya mengingat pekerjaannya yang tidak bergantung dengan e-mail.
"Kebanyakan feedback dari client disampaikan lewat WhatsApp, jadi tidak masalah kalau (menghapus e-mail) bisa dicicil sedikit-sedikit. Lagipula e-mail yang saya terima tidak terlalu banyak," kata Adam.
Lain hal dengan Aldo (24). Staf administrasi yang bekerja di perusahaan swasta ini menilai bahwa langkah menghapus e-mail tergolong rumit.
Karena profesi yang digelutinya, Aldo mengaku rutin menerima puluhan e-mail setiap harinya. Alhasil, menghapus e-mail dinilai sebagai pekerjaan yang merepotkan.
"Agak merepotkan ya kalau harus rutin menghapus e-mail. Takut kalau ada human error, tidak sengaja menghapus e-mail yang sebenarnya masih dipakai," ucap Aldo.
Cara lain untuk kurangi emisi karbon dari e-mail
Selain menghapus e-mail yang tidak diperlukan, terdapat beberapa cara alternatif lain yang bisa dilakukan untuk memangkas angka emisi karbon dari aktivitas berkirim e-mail.
Menurut Berners-Lee, mengurangi aktivitas berkirim e-mail bisa mengurangi angka emisi karbon. Sebagai ilustrasi, apabila setiap orang dewasa di Inggris berhenti mengirimkan satu e-mail tidak perlu, seperti e-mail ucapan terima kasih, maka upaya tersebut diklaim bisa mencegah kontribusi 16.433 ton emisi karbon setiap tahunnya.
Lee juga menyarankan pengguna untuk mengganti file yang dilampirkan dalam e-mail dengan sebuah link, berhenti berlangganan e-mail, dan tidak mengirimkan e-mail pada banyak penerima untuk mengurangi hasil emisi karbon dari aktivitas berkirm e-mail.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Rizal |
KOMENTAR