Pandemi COVID-19 membuat banyak pemerintah di dunia menerapkan pembatasan sosial untuk menekan penyebarannya. Begitu pula di Indonesia. Bekerja, belajar, dan juga menikmati hiburan menjadi lazim dilakukan di rumah. Meski belakangan wabah COVID-19 di tanah air sempat berkurang dan pembatasan sosial mulai dilonggarkan, banyak aktivitas yang dianjurkan pemerintah untuk tetap dilakukan dari/di rumah. Beberapa pihak pun meyakini tren dari rumah, seperti bekerja dari rumah, akan tetap bertahan untuk sebagian anggota masyarakat dan bergeser menjadi dari mana saja.
Sejalan dengan itu, Dolby Laboratories menegaskan bahwa dua teknologinya, tepatnya Dolby Vision dan Dolby Atmos, bisa meningkatkan pengalaman pengguna dalam menikmati hiburan seperti film. Dolby mengeklaim Dolby Vision dan Dolby Atmos membuat Anda lebih immersive dalam menikmati hiburan berkat aneka fiturnya. Dolby pun menekankan bahwa kedua teknologinya tersebut bisa dinikmati di rumah, termasuk melalui smartphone; tidak mesti di tempat tertentu seperti bioskop tertentu. Hal itu disampaikan Dolby melalui acara virtual dari Singapura kepada sejumlah wartawan di tanah air belum lama ini.
Meski belakangan menonton di bioskop sudah diperbolehkan di Indonesia dengan batasan, beberapa waktu lalu hal itu tidak diperkenankan. Banyak bioskop yang masuk dalam Cinema XXI telah dilengkapi dengan Dolby Atmos. Namun, bila Dolby Atmos tersedia di rumah, Anda juga bisa menikmatinya pada berbagai konten yang mendukung, tidak hanya yang diputar di bioskop yang dimaksud. Anda pun relatif bisa menikmatinya kapan saja, tidak hanya saat tayang di bioskop.
"Di Dolby, pekerjaan yang kami lakukan pada dasarnya adalah seputar memajukan ilmu pengetahuan akan penglihatan dan suara. Dan melakukan hal tersebut dengan maksud untuk membolehkan pengalaman-pengalaman menikmati hiburan yang spektakuler. Jadi, tanpa mempedulikan jenis konten yang Anda tonton di perangkat apa saja, di layanan apa saja; konten yang dimaksud seharusnya, Anda seharusnya bisa menikmatinya dengan pengalaman yang jauh lebih tinggi, jauh lebih baik, dan jauh lebih immersive. Oleh karena itu, dengannya, Anda sang konsumen bisa memiliki koneksi yang jauh lebih mendalam terhadap konten bersangkutan," jelas Pankaj Kedia (Managing Director for the Emerging Markets regions at Dolby Laboratories).
Dolby Vision
Sekadar informasi, Dolby Vision adalah teknologi untuk video HDR (high dynamic range). Jika Anda pernah mendengar HDR10, Dolby Vision adalah pesaingnya. Namun, Dolby Vision menawarkan sejumlah keunggulan dari HDR10 seperti kedalaman warna (kedalaman bit per kanal) yang lebih tinggi dan metadata yang dinamis. Belakangan tersedia HDR10+ yang telah pula menggunakan metadata yang dinamis.
Dibandingkan SDR (standard dynamic range) yang lazim digunakan TV tabung, Dolby Vision menawarkan (seperti peruntukkannya) dynamic range yang lebih tinggi. Dolby Vision menawarkan tingkat kecerahan maksimal yang lebih tinggi dan tingkat kecerahan minimal yang lebih rendah. Mengutip sejumlah sumber; Dolby Vision menawarkan tingkat kecerahan maksimal setidaknya 1.000 cd/m² dan tingkat kecerahan minimal setidaknya 0,005 cd/m², sedangkan SDR menawarkan tingkat kecerahan maksimal sekitar 100 cd/m² dan tingkat kecerahan minimal sekitar 0,05 cd/m². Dolby Vision juga memiliki kedalaman warna yang lebih tinggi dibandingkan SDR. Dolby Vision memiliki kedalaman bit per kanal 12 bit, sedangkan SDR untuk consumer memiliki kedalaman bit per kanal 8 bit.
Dengan kata lain, Dolby Vision mampu menampilkan gambar yang lebih menyerupai aslinya dibandingkan SDR. Dolby Vision mampu memberikan pengalaman yang lebih immersive dibandingkan SDR. Misalnya suatu gambar yang memilik kontras tinggi, Dolby Vision lebih bisa menampilkan gambar tersebut apa adanya; bagian yang terang terlihat terang tanpa kehilangan detail dan bagian yang gelap terlihat gelap tanpa kehilangan detail. Adapun SDR tidak bisa menampilkan bagian yang terang dengan tingkat kecerahan seperti Dobly Vision plus sebagian detail bisa menjadi hilang (blown out), begitu pula dengan bagian yang gelap.
Dolby Atmos
Sementara, Dolby Atmos adalah teknologi untuk suara surround. Bila Anda pernah mendengar akan tata suara surround 5.1 maupun tata suara surround 7.1, Dolby Atmos bisa dibilang seperti itu. Namun, Dolby Atmos antara lain menambahkan kanal ketinggian dan menggunakan konsep Object audio. Hadirnya kanal ketinggan membuat tata suara surround dengan Dolby Atmos memiliki digit tambahan untuk menunjukkan konfigurasinya. Contohnya adalah 5.1.2 dan 5.1.4; digit ketiga menunjukkan jumlah kanal ketinggian, yakni 2 dan 4. Dolby Atmos sendiri mendukung sampai 24.1.10.
Penambahan kanal ketinggian membuat Dolby Atmos mampu menghadirkan suara yang lebih melingkupi secara tiga dimensi; tidak hanya sumbu X dan Y melainkan juga sumbu Z. Adapun Object audio diklaim Dolby membuat Dolby Atmos bisa mereproduksi suara secara lebih akurat untuk beragam konfigurasi kanal dan speaker dibandingkan tata suara surround yang hanya berbasiskan kanal. Alhasil, Dolby Atmos bisa menghadirkan suara yang lebih menyerupai asilnya dibandingkan tata suara surround lain pada umumnya. Dolby Atmos bisa memberikan pengalaman yang lebih immersive dibandingkan tata suara surround kebanyakan.
Object audio bisa dibilang membolehkan Dolby Atmos untuk "memetakan" suatu suara sebagai objek plus metadata dan bukannya ke kanal tertentu. Objek plus metadata tersebut tidak hanya mengandung suara yang dimaksud melainkan juga informasi pendukungnya seperti posisi, ukuran, dan panning. Nantinya, ketika diputar/dimainkan kembali alias playback, tata suara surround dengan Dolby Atmos akan memutar kembali suara tersebut dengan konfigurasi yang dinilainya terbaik berdasarkan informasi pendukung tadi plus konfigurasi kanal dan speaker yang digunakan; tata suara surround dengan Dolby Atmos akan menentukan kanal apa saja yang dipakai dan bagaimana. Adapun tata suara surround yang hanya berbasiskan kanal, karena sudah dipetakan ke kanal, tata suara surround itu akan memutar kembali suara bersangkutan dengan konfigurasi yang bisa dibilang fixed.
Meski sama-sama merupakan tata suara surround 7.1 misalnya, tata suara surround yang digunakan di suatu rumah belum tentu memiliki kumpulan speaker yang kombinasi letak dan jaraknya sama persis dengan tata suara surround yang digunakan di rumah yang lain. Dengan Object audio yang digunakan Dolby Atmos, masing-masing tata suara surround 7.1 tersebut bisa memutar kembali suara yang dimaksud dengan konfigurasi yang optimal untuknya. Bila dengan yang hanya berbasiskan kanal, keduanya akan memutar kembali suara itu dengan konfigurasi yang relatif sama sehingga belum tentu optimal.
Dari Ujung ke Ujung
Dolby pun menambahkan bahwa untuk menikmati Dolby Vision dan Dolby Atmos di rumah maupun tempat lain yang sejenis perlu dipastikan bahwa ekosistem yang digunakan mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos dari ujung ke ujung. Secara garis besar; Anda harus memastikan konten yang dinikmati menggunakan Dolby Vision dan Dolby Atmos, kanal distribusi yang dipakai mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos, serta perangkat konsumsi yang dimanfaatkan mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos. Ambil contoh menonton film di smart TV masa kini yang cukup lazim dilakukan secara streaming; Anda harus memastikan film yang ditonton menggunakan Dolby Vision dan Dolby Atmos, layanan streaming yang dipakai mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos, dan smart TV yang dimanfaatkan mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos.
"Anda memiliki perangkat terbaik, baik itu TV Anda maupun smartphone, lalu Anda mendapatkan layanan yang tepat, konten yang tepat dalam teknologi-teknologi kami, di sanalah Anda akan beroleh pengalaman terbaik," sebut Ashim Mathur (Senior Regional Director, Japan and Emerging Markets, Dolby Laboratories).
Dolby menyebutkan bahwa di Indonesia beberapa layanan streaming yang telah mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos seperti Netflix, Amazon Prime Video, dan Disney+ Hotstar. Sementara, beberapa merek TV yang telah mendukung Dolby Vision dan Dolby Atmos seperti LG, Panasonic, dan Sony.
KOMENTAR