What should I do next?
Pertanyaan itulah yang sering didengar Erwin Sukiato saat berbicara dengan pimpinan perusahaan. Di era teknologi dan digitalisasi seperti sekarang, setiap perusahaan memang dituntut untuk selalu bergerak dan berinovasi. Jika tidak, mereka akan tertinggal dalam persaingan.
“Dan banyak contoh perusahaan yang mapan akhirnya goyang karena tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan digital” ungkap Erwin.
Membantu perusahaan Indonesia untuk terus maju inilah yang kini menjadi tugas Erwin. Sejak Februari kemarin, Erwin dipercaya menjadi Presiden Direktur Teradata Indonesia, sebuah perusahaan data analytics asal Ohio. Kepercayaan ini menambah portofolio Erwin yang telah 20 tahun lebih malang-melintang di dunia teknologi informasi Indonesia.
Sebelum di Teradata, pria ramah ini pernah memimpin Oracle dan juga SAS Indonesia.
Erwin pun yakin Teradata memiliki kemampuan untuk membantu perusahaan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari pengalaman 40 tahun Teradata dalam mengolah data pelanggan.
“Kami memiliki pelanggan sangat banyak, dan setiap business case itu ada contohnya” ungkap Erwin.
Erwin sendiri melihat, digitalisasi membawa tantangan berbeda dalam tiap industri. “Contohnya bank saat ini tantangannya adalah self-service” tambah Erwin.
Sementara untuk retail, tantangannya adalah customer optimization.
Karena tantangannya beragam, Erwin melihat pentingnya memahami kebutuhan dari masing-masing perusahaan. “Jadi Teradata punya layanan advisory stage untuk mendengarkan permasalahan yang ada di sebuah perusahaan” ungkap Erwin.
Permasalahan itu kemudian dicarikan solusinya dari business case yang ada di database Teradata.
Jika pelanggan tersebut setuju mengimplementasikan solusi tersebut, Teradata kemudian membantu di sisi teknologinya.
“Jadi menurut saya, teknologi hanya enabler” tambah Erwin.
Teradata juga terus mengikuti dinamika di sisi pelanggan, termasuk kebutuhan untuk menggunakan solusi secara on-demand. Dalam dua tahun belakangan ini, Teradata menyediakan solusi yang lebih fleksibel. Contohnya jika perusahaan hanya ingin menggunakan solusi Teradata setahun saja, hal itu dimungkinkan.
“Karena kami memahami, tiap investasi memiliki risk” ujar Erwin.
Namun Erwin yakin, solusi Teradata akan selalu relevan dengan kebutuhan pelanggan. Apalagi, peran data analytics kini mengalami transformasi. “Selama ini, pemanfaatan data di bisnis lebih mengarah kepada forecasting dan penyebabnya” ungkap Erwin.
Namun ke depannya, data bisa dimanfaatkan sebagai prescriptive atau memberikan solusi. Sebagai analogi, Erwin menunjuk aplikasi Google Maps. Dari informasi titik kemacetan, Google Maps akan memberikan saran rute yang sebaiknya ditempuh.
“Ke depan, solusi data analytics akan mengarah ke sana” ungkap Erwin.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR