Performa bisnis operator seluler Indosat Ooredoo (PT Indosat Tbk) terbilang cukup baik tahun lalu karena adanya peningkatan dari aspek pendapatan (revenue) dan jumlah pelanggan Indosat sepanjang tahun lalu.
Indosat berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 31,388 triliun sepanjang tahun fiskal 2021 yang berakhir pada 31 Desember 2021. Angka tersebut mewakili peningkatan pendapatan sebesar 12,4 persen dari tahun 2020 lalu (year-on-year/YoY).
"Adapun Laba Bersih Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 6.750,9 miliar," tulis pihak Indosat dalam keterangan tertulisbya.
Indosat melaporkan, bisnis seluler perusahaan menjadi kontributor atau penyumbang pendapatan terbesar sepanjang tahun 2021, dengan nilai sebesar Rp 25,398 triliun. Pendapatan dari bisnis seluler Indosat ini juga tercatat meningkat 10 persen YoY.
Selain itu, perusahaan juga melihat pertumbuhan lalu lintas (traffic) data seluler hingga 36,7 persen YoY.
Di samping itu, EBITDA perusahaan juga meningkat 21,4 persen YoY menjadi Rp 13,885 triliun pada 2021. EBITDA sendiri merupakan singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
"(Pertumbuhan EBITDA itu) didorong oleh pertumbuhan top-line yang berkelanjutan dan berkat inisiatif pengoptimalan biaya yang berkelanjutan," tulis Indosat.
Jumlah pelanggan naik
Di samping kinerja keuangan yang postiif, Indosat juga berhasil tumbuh di aspek jumlah pelanggan.
Per 31 Desember 2021, Indosat Ooredoo dilaporkan memiliki 62,9 juta pelanggan dengan dengan rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp 34.400.
Sebagai perbandingan, tahun lalu, Indosat tercatat memiliki sekitar 60,1 juta pelanggan, dengan ARPU Rp 31.900.
Indosat turut melaporkan peningkatanan untuk jaringan 5G maupun 4G miliknya. Sepanjang 2021, Indosat mengungkapkan pihaknya telah membangun 187 site baru di ratusan desa terpencil di wilayah Aceh, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
KOMENTAR