Menteri Kominfo, Johnny Plate, mengatakan bahwa perkembangan ini akan menggunakan sumber daya, konektivitas, dan semua elemen informatika di Indonesia, serta melibatkan berbagai perusahaan yang fokus untuk mengembangkan Metaverse.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung topik Metaverse dalam pidato yang disampaikan di acara Muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke-34 pada Desember tahun lalu.
Beliau menjelaskan bahwa Metaverse dapat dimanfaatkan sebagai wadah kumpul bagi warga NU untuk mengadakan dan mengikuti dakwah serta pengajian secara virtual.
Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan bahwa Metaverse mempunyai peluang besar di Indonesia karena dapat diterapkan di berbagai bidang seperti pariwisata Indonesia, pendidikan, sosial, perdagangan, dan banyak bidang lainnya.”
“Ditambah jumlah penduduk Indonesia yang besar juga dapat memperkuat potensi Metaverse di Indonesia, jika sekitar 30% saja penduduk Indonesia aktif di Metaverse dapat dibayangkan perputaran ekonomi digital di sana pasti akan luar biasa,” jelas Johanna.
Apalagi, menurut Johanna pemerintah juga memberi sinyal positif terhadap perkembangan teknologi seperti ini, seperti perkembangan telekomunikasi 4G menuju ke 5G dan juga industri keuangan Indonesia yang sudah mulai menerapkan digitalisasi keuangan.
“Untuk menyambut teknologi Metaverse ini, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam membenahi keamanan siber, mempersiapkan regulasi yang berkaitan juga infrastruktur yang mendukung teknologi virtual reality dan augmented reality serta mempersiapkan sumber daya manusia yang mumpuni,” pungkas Johanna.
Baca Juga: Jual-Beli Tanah Digital, Investasi Menjanjikan di Era Metaverse?
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR