Alhasil, para pengguna (nasabah) Broom pun dapat mengakses fasilitas pinjaman dengan memanfaatkan persediaan yang ada sebagai jaminan dengan proses persetujuan yang cepat.
“Seiring dengan penetrasi solusi digital yang semakin meluas di berbagai industri, aspek pembiayaan menjadi peluang yang sangat besar. Industri mobil bekas mencapai nilai transaksi tahunan sebesar US$14 miliar, dan dealer UKM menyumbang lebih dari 80% walaupun tanpa akses ke pembiayaan yang terjangkau. Broom berupaya untuk memberdayakan dealer-dealer ini melalui produk keuangan dan pendukung lain untuk membantu meningkatkan skala bisnis mereka,” ungkap Adrian Li, Founder & Managing Partner, AC Ventures.
Broom memiliki koneksi yang kuat terhadap dealer berkat jaringan luas yang dimiliki oleh para pendiri startup ini.
Hal tersebut memungkinkan Broom untuk menggandeng banyak dealer dengan cepat (terutama di area Jabodetabek dan Jawa).
Pandu (CEO) merupakan seorang profesional yang berpengalaman, ia sempat menduduki jabatan sebagai COO di Go-Fleet.
Pandu berkecimpung dalam bidang transportasi sejak 2016, ketika ia bekerja di Uber sebagai salah satu karyawan awal.
Pendiri lain adalah Pungky Wibawa (CBO) dan Andreas Sutanto (CFO) yang merupakan para pengusaha berpengalaman dengan koneksi yang baik di dunia dealer, mengingat status Pungky sebagai pemilik salah satu dealer BMW terbesar di Indonesia.
Para pendiri menggabungkan pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan kejelasan tentang bagaimana teknologi dapat merevolusi industri.
Saat ini, Broom memiliki lebih dari 2.000 dealer mobil bekas di wilayah Jabodetabek dan optimistis dapat terus bertambah, mengingat startup ini memiliki kemitraan yang menjanjikan dengan lembaga keuangan besar, seperti BRI Finance, dan BRI Insurance.
Baca Juga: Startup Atur Toko Targetkan Pendanaan Pre-Series atau Series A di 2022
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR