Laporan SurveySensum Ramadan Consumer Insight 2022 pun mengungkapkan kenaikan anggaran belanja ini tidak hanya dialami masyarakat menengah atas seperti yang terjadi tahun lalu.
Belanja Ramadan kelas menengah bawah tahun ini meningkat 7,61 persen, kelas menengah naik 8,6 persen, dan kelas menengah atas naik 14 persen.
Meski optimisme belanja masyarakat kembali seperti sebelum pandemi, pola belanja masyarakat tidak serta merta melepas kebiasaan belanja online.
Menurut Rajiv, “Ramadan 2022 ini porsi belanja online jauh lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Ini adalah indikasi bahwa walaupun situasi COVID-19 menurun, situasi hampir kembali normal, tren belanja online akan terus bertumbuh.”
Pos yang paling banyak merasakan manisnya geliat antusiasme berbelanja sepanjang Ramadan tahun ini adalah sektor makanan dan minuman.
Sekitar 47 persen masyarakat Indonesia berencana menaikkan anggaran belanja makanan dan minuman lebih banyak di tahun ini dibanding Ramadan 2021 lalu.
Sebanyak 74 persen masyarakat akan membayar zakat, sadaqah melalu berbagai platform social seiring membaiknya situasi keuangan keluarga.
Sekitar 41 persen di antaranya bahkan menganggarkan amal, sumbangan, atau donasi yang lebih banyak.
SurveySensum Ramadan Consumer Insight 2022 pun memprediksi tahun ini akan menjadi tahun yang menggembirakan bagi sektor apparel.
Pasalnya, 71 persen masyarakat sudah berencana akan memakai baju baru di hari Lebaran. Yang tak kalah menarik, sekitar 21 persen masyarakat menganggarkan belanja pakaian lebih besar dari Ramadan tahun lalu.
Lebih Banyak Masyarakat Rencanakan Mudik
Selain tren belanja Ramadan, SurveySensum Ramadhan Consumer Insight 2022 juga memprediksi tren mudik tahun ini. Rencana mudik di Ramadan 2022 naik 44 persen.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR