Teknologi digital telah membantu kita menjawab berbagai permasalahan sehari-hari. Dengan teknologi digital, kita bisa belajar, bekerja, dan bermain dengan cara baru.
Kini, teknologi digital pun ditantang untuk menjawab permasalahan genting yang dihadapi planet bumi, yaitu pemanasan global. Apalagi, digitalisasi pada dasarnya juga menimbulkan efek negatif bagi bumi. Setiap kita menjalankan sebuah aplikasi digital, timbul emisi dari setiap rantai perangkat pendukung, mulai dari dari smartphone yang kita gunakan, perangkat jaringan internet yang mengalirkan data, sampai data center tempat data diolah.
Bagaimana teknologi digital dapat membantu kita dalam menurunkan dampak pemanasan global?
Topik inilah yang dibahas Microsoft Indonesia melalui acara Microsoft Dev//Verse 2022 hari kedua. Mengambil tema Masyarakat Digital yang Berlandaskan Sustainability, Microsoft Dev//Verse 2022 mencoba menunjukkan inisiatif berbasis digital yang bermunculan untuk mengurangi jejak emisi di sekitar kita.
Jejak.in, Membantu Menghitung Jejak Emisi
Salah satu contohnya adalah yang dilakukan jejak.in, startup climate tech yang menyediakan layanan perhitungan jejak karbon dari aktivitas keseharian kita. Perhitungan dilakukan dari berapa kilometer kita menggunakan motor atau mobil, berapa lama kita menggunakan pendingin ruangan, dan aktivitas lainnya.
Dari perhitungan itu, kita akan mendapatkan kisaran berapa banyak emisi karbon yang kita produksi. Setelah itu, kita bisa “menetralkan” jejak emisi tersebut dengan melakukan aktivitas yang mengurangi emisi, seperti penanaman pohon.
Kita pun tidak perlu menanam sendiri pohon tersebut. Di Jejak.in, kita terhubung langsung dengan marketplace berisi ekosistem program hijau yang bisa kita pilih.
Menurut Haris Iskandar (Climate Change and Sustainability Director Jejak.in), Jejak.in menggunakan metode berstandar internasional dalam melakukan MRV (Measurement, Reporting, Verification) program hijaunya. “Dengan begitu, setiap program dapat dimonitor, diukur, dilaporkan, dan diverifikasi dengan baik,” ungkap Haris.
Untuk menjalankan MRV, berbagai teknologi pun digunakan. Contohnya adalah sensor iOT, drone, LiDAR, sampai data satelit. Data yang terkumpul ini kemudian dikelola dan diolah menggunakan teknologi Artificial Intelligence di platform Microsoft Azure. Harapannya, akan muncul temuan atau insight menarik yang bisa digunakan oleh pemangku kepentingan dalam meningkatkan manfaat dari program pengurangan emisi karbon tersebut.
Rekosistem, Menggunakan Teknologi untuk Mengurangi Sampah
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR