Pengalaman pelanggan di perbankan harus sama baiknya dengan kualitas datanya. Oleh karena itu, perbankan dapat fokus membangun platform data terintegrasi, yang memberikan insight mendalam mengenai nasabah mereka. Integrasi data ini menciptakan lingkungan data yang lebih efisien, memungkinkan perbankan memiliki satu pandangan yang enterprise-wide untuk tiap-tiap nasabah mereka. Dengan demikian perbankan kemudian mampu untuk melihat seluruh data nasabah, melakukan penyusunan data, channel management dan delivery, supaya berhasil memanfaatkan teknologi baru dan meningkatkan customer experience.
2. Menghadirkan edge pada layanan keuangan
Terlepas dari tingginya minat masyarakat Asia terhadap layanan keuangan digital, sebanyak 290 juta penduduk Asia masih belum memiliki rekening bank (unbanked). Sekitar 27,5 persen (80 juta) dari populasi unbanked ini berada di Indonesia, berdasarkan studi Bank Indonesia.
Pemain seperti perusahaan fintech telah menyediakan layanan terintegrasi seperti deposito, pinjaman digital, dan asuransi. Mereka memungkinkan pelanggan yang sebelumnya unbanked untuk menggunakan layanan ini, meninggalkan bank yang kurang siap mengejar ketertinggalannya.
Perbankan dapat berkontribusi dalam upaya mengangkat masyarakat unbanked di Asia Pasifik dengan melakukan pendekatan terdesentralisasi untuk mengelola dan memproses data yang mendorong komputasi ke edge di jaringan. Komputasi edge memungkinkan perbankan untuk membuat cabang digital yang memberikan layanan seperti tabungan, pinjaman, dan pembayaran, kepada populasi unbanked.
Hal ini tidak hanya membantu mengurangi tantangan dan biaya yang terkait dengan latensi dan bandwidth jaringan, tetapi juga memungkinkan jenis aplikasi dan layanan baru yang sebelumnya sulit diberikan. Misalnya, kiosk atau perangkat mobile dengan jaringan 5G akan dapat memberikan layanan frictionless di daerah di mana kantor cabang sulit diakses, seperti tempat yang jauh dari pusat kota.
3. Kemitraan strategis: Tidak ada bank bisa berdiri sendiri
Saat ini, lanskap layanan keuangan dipenuhi dengan beragam solusi yang dapat dipilih oleh nasabah di Asia Pasifik. Dari perbankan mobile dan aplikasi pembayaran digital hingga manajemen kekayaan dan solusi perdagangan. Semua itu dapat menjadi tantangan bagi perbankan untuk berinovasi cukup cepat dalam memenuhi kebutuhan nasabah mereka.
Kemitraan strategis menjadi sangat penting bagi keberhasilan perbankan pada tahun 2022. Perbankan harus memperdalam kolaborasi mereka dengan komunitas, mitra, dan layanan konsultasi, yang berspesialisasi dalam platform tertentu, seperti pembayaran dan e-commerce, atau teknologi seperti analitik data dan AI/ML. Misalnya, bank mungkin tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi berbasis AI dengan cepat, tetapi mereka dapat mengandalkan penyedia pihak ketiga seperti layanan konsultasi dan integrator sistem.
4. Terus jadikan budaya sebagai landasan
Sementara teknologi dan proses bisnis adalah aspek inti dari modernisasi, mendorong perubahan budaya adalah elemen yang sama pentingnya.
Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik harus terus mengubah struktur manajemen tradisional mereka dengan mendorong eksekutif senior untuk bekerja lebih kolaboratif dengan karyawan lain. Untuk menumbuhkan budaya transparansi, kolaborasi, dan kerja tim serta inklusivitas, perbankan dapat menerapkan praktik dan teknologi seperti DevOps, komputasi berbasis cloud, dan integrasi data.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR