Ada potensi pengunduran diri karyawan secara massal setelah lebaran, menurut penyedia platform employee experience EngageRocket.
Sebanyak 62% senior HR di Indonesia setuju bahwa tingkat keterlibatan karyawan akan menurun setelah lebaran.
Hal ini, menurut EngageRocket, berisiko merugikan perusahaan. Pasalnya, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk mencari kandidat karyawan baru yang cocok dan sesuai dengan standar perusahaan.
Ditambah lagi, menurut laporan Mercer, standar gaji di Indonesia diperkirakan naik 6,5% pada tahun 2022. Perusahaan pun harus siap menanggung biaya operasional yang lebih besar.
“Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri dapat merugikan perusahaan karena harus mengeluarkan biaya hampir dua kali lipat untuk mencari dan melatih karyawan baru agar memiliki kualitas yang sama. Selain itu beban kerja juga semakin bertambah bagi karyawan yang menetap apabila belum ada karyawan baru yang masuk,” tutur Audi Lumbantoruan, Country Managing Director EngageRocket.
Sebelum pandemi COVID-19, EngageRocket mencatat, hampir 10% tenaga kerja di Indonesia mengajukan pengunduran diri setelah Lebaran. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah banyaknya lowongan pekerjaan baru yang baru dibuka sehingga memicu karyawan untuk mencari peluang baru, serta perilaku pekerja Indonesia yang terbiasa mencari pekerjaan baru setelah mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).
Audi juga mengatakan bahwa komunikasi adalah faktor penting untuk menjaga hubungan karyawan dengan perusahaan. Menurutnya, ada banyak cara yang dapat dan harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan dan kebersamaan karyawan dengan melibatkan mereka pada berbagai kegiatan secara berkala.
Audi memberikan salah satu contoh kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan partisipasi karyawan, yaitu survei berkala untuk mengetahui sentimen, kebutuhan, dan hal penting lainnya yang dapat mencegah karyawan mengundurkan diri. Melalui data tersebut, manajer dan tim HR dapat menganalisa apa saja faktor utama penyebab karyawannya mengundurkan diri.
“Melalui EngageRocket, pengumpulan data dapat dilakukan secara otomatis dan mudah. Survei juga dapat dilakukan kapanpun dan hasilnya dapat dipantau secara real-time sehingga memudahkan tim HR untuk membuat keputusan strategis yang berdampak positif kedepannya,” ucap Audi.
Hal penting lainnya yang dapat mencegah karyawan mengundurkan diri adalah perusahaan harus reaktif dan peka terhadap kebutuhan karyawannya. Perusahaan tidak hanya menanyakan intensi mengundurkan diri, namun juga perlu menggali penyebabnya.
Menurut Audi, faktor yang biasanya memengaruhi masa kerja karyawan adalah kejelasan komunikasi internal, jenjang karir, peran manajer, perasaan kurang dihargai, dan minimnya kerja sama antar anggota tim.
“Perusahaan harus dapat memantau sentimen karyawan, mencari tahu faktor utama penyebab pengunduran diri, membuat strategi retensi, dan melaksanakan hal tersebut secara konsisten,” ucap Audi.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR