Salah satu strategi vendor smartphone untuk memikat konsumen adalah membanderol harga smartphone dengan harga murah walaupun harus mengorbankan keuntungan perusahaan.
Xiaomi sukses menciptakan sebuah smartphone berkualitas dengan harga murah dan berani mengorbankan keuntungan perusahaan. Xiaomi rela mengambil keuntungan bersih hanya lima persen dari setiap produknya yang terjual.
Huawei pun enggan meladeni perang harga yang kerap dilancarkan beberapa vendor smartphone di Indonesia. Lo Khing Seng (Deputy Country Director of Huawei Indonesia Consumer Business Group) mengatakan pasar smartphone di Indonesia sangat sensitif soal harga dan Huawei Indonesia tidak ingin tergesa-gesa merangsek pasar dengan memberikan harga smartphone yang murah meriah.
"Pasar Indonesia memang sensitif dengan harga, tetapi kembali lagi, kalau produk itu seperti lari sprint (lari kencang untuk mencapai garis finis), Huawei ambil jalan lain, mirip maraton, artinya kami sungguh-sungguh mempersiapkan segalanya dengan benar dan perlahan-lahan memberi value lebih pada konsumen," ujarnya.
"Kami tahu merek-merek yang main harga seperti apa sekarang. Tapi, Huawei mengambil jalan lain. Sungguh-sungguh mempersiapkan dengan benar dan selalu berinvestasi memberikan nilai ke konsumen melalui teknologi dan produk-produk yang berkualitas," katanya.
Huawei Indonesia sadar ada beberapa vendor smartphone yang kuat seperti Xiaomi dan Asus yang berani berlaga di perang harga smartphone. Namun, saat ini Huawei masih fokus mengalahkan lawan yang berada di atasnya secara global yaitu Samsung dan Apple.
"Kalau dari huawei, karena kami di global posisi nomor tiga, kami selalu melihat ke atas. Cuma sebelum ke atas, kami juga harus tahu diri dan juga melihat langkah demi langkah siapa yang harus kami fokuskan. Tetapi tujuan utama kami tetap nomor satu, jadi fokusnya ya yang nomor satu," ucapnya.
Karena itu, Huawei akan terus menjaga kualitas dan memberikan barang-barang yang bagus.
"Sebagai contoh baterai. Walaupun Nova 2 Lite punya baterai 3.000 mAh, tapi waktu hidupnya lebih panjang dari ponsel lain dengan kapasitas yang sama atau mungkin yang punya kapasitas lebih besar," kata Lo Khing.
"Intinya gini, kami akan sangat komitmen dengan kulitas dan level layanan untuk konsumen. Di samping itu juga investasi di bidang komunikasi, marketing, dan digital, terutama online. Karena kami tahu saat ini ada pergeseran kebiasaan konsumen yang ke arah online," tutupnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR