Seiring perkembangan zaman, berbagai pengolahan makanan pun terus mengalami perkembangan. Sejalan dengan itu, berkembang pula cara mendistribusikan makanan. Kesibukan serta terbatasnya waktu untuk memasak di satu sisi membuat orang malas bahkan tidak sempat untuk memasak. Sementara di sisi lain, kondisi ini justru menghasilkan keuntungan bagi orang-orang yang jeli melihat peluang.
Adalah Foodish Market, marketplace yang khusus menyasar makanan yang memanfaatkan hal ini. Aaron Christopher (CEO dan Co-founder, Foodish Market) menyebut jika banyak UKM yang berpotensi untuk memasak dengan baik, memiliki resep yang enak, ingin berbisnis, namun sayangnya tidak memiliki jalan untuk berbisnis dengan baik. Membuka restoran menurutnya, tentu membutuhkan modal dan memunculkan risiko lain yang mengintai. Celah inilah yang dimanfaatkan Aaron bersama rekan-rekannya.
“Kami memiliki services dari konsultasi mengenai cara penjualan yang baik dan efektif, branding logo, serta image visual untuk produk mereka,” ungkap Aaron membeberkan kelebihan Foodish Market. Ia menambahkan, pihaknya juga berperan sebagai media/platform untuk berjualan secara online, hingga mampu menemukan pasar yang potensial untuk klien mereka.
Tidak hanya itu, Aaron menyebut startup yang mulai beroperasi sejak 2 Mei 2016 ini juga menyediakan services order in advance. Artinya, customer dapat memesan produk food & beverage (F&B)-nya di foodishmarket.com dan memilih hari pengantaran hingga tiga puluh hari ke depan. Aaron menyebut metode ini sangat cocok untuk customer yang ingin mengadakan gathering/event/birthday, atau acara lainnya yang membutuhkan makanan untuk beberapa mendatang.
Pasarkan Produk Homemade
Salah satu keunikan Foodish Market ini ialah produk-produk makanan dan minuman yang disediakan merupakan produk homemade dengan kemasan yang unik dan menarik. Paket yang disediakan juga berbasis jumlah, yang dilengkapi dengan service untuk branding dan konsultasi bagi para calon vendornya.
Hingga artikel ini ditulis, lebih 150 tenant sudah terdaftar di Foodish Market. Rata-rata tenant yang mendaftar mencakup area Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Maka tidak mengherankan jika saat ini Foodish Market juga baru melayani pengantaran area Jadetabek saja. Namun demikian, Aaron menyebut pihaknya membidik target hingga lebih dari tiga ratus tenant. Aaron pun membeberkan jika saat ini pihaknya telah mengkurasi berbagai tenant tersebut.
Sementara itu, akun yang terdaftar di Foodish Market hingga saat ini sudah mencapai lebih dari delapan ratus customer. Aaron menyebut sales mereka dalam satu harinya rata-rata mencapai 20-25 transaksi. “Mengingat kami belum terlalu besar dan belum melakukan marketing yang sangat besar,” imbuh Aaron.
Dalam pemasarannya, tenant tidak dikenakan biaya apa pun di muka ketika mendaftar di Foodish Market. Namun Foodish Market akan mengambil partner fee sebesar sepuluh persen dari setiap penjualan tenant yang terjadi di Foodish Market.
Konsumen pun tak perlu khawatir soal keamanan memesan makanan di Foodish Market. Pasalnya, Foodish Market menawarkan pengalaman one stop shopping. Artinya, biaya yang ditransfer konsumen akan dikumpulkan di rekening bersama Foodish Market terlebih dahulu. Setelah barang diterima pembeli, barulah pembayaran akan diteruskan kepada penjual. Ini semata dilakukan untuk melindungi konsumen dari penipuan online.
Menjaga Visi
Aaron dan timnya merupakan rekan satu kampus di sekolah startup Purwadhika. Meski berasal sari satu kampus, bukan berarti kerja sama mereka berlangsung tanpa hambatan. Aaron menyebutkan tantangan terbesar mereka adalah kedisiplinan dan prinsip dari para founder. “…kami harus bisa menjaga agar tetap bisa satu misi dan satu visi ke depannya,” sebut Aaron. Ia juga menambahkan, tantangan lainnya adalah mencari sales/penjualan yang terus-menerus setiap harinya. “Untuk menghadapi tantangan itu, kami harus benar-benar tetap kompak, setiap hari harus meeting dan bertemu untuk brainstorming, dan sebagainya,” tambah Aaron.
Tidak mengherankan jika saat memulai Foodish Market, Aaron dan timnya benar-benar menggunakan biaya pribadi. “...hanya membayar biaya hosting dan domain saja, [sedangkan] untuk development website, kami sudah bisa handle sendiri karena founder kami sudah lengkap di bidangnya masing-masing,” jelas Aaron.
Namun Aaron tidak menutup kemungkinan untuk mencari investor. Hal ini menurutnya perlu dilakukan demi mendukung rencana mereka untuk membesarkan Foodish Market. “…mungkin dalam waktu dekat kami akan mencari investor demi kelangsungan hidup startup kami dan mungkin melakukan marketing yang agak besar biayanya demi mengembangkan awareness pada masyarakat,” urai Aaron.
Foodish Market sendiri menurut Aaron, meski belum pernah mengikuti kompetisi, mereka kerap hadir sebagai exhibitor jika ada event yang berhubungan dengan startup. Ia pun berharap Foodish Market dapat makin berkembang layaknya startup lain.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR