Grup Modalku (dikenal sebagai Funding Societies di Singapura, Malaysia, dan Thailand), mengumumkan ekspansinya ke negara Vietnam. Hal ini menandai ekspansi pasar kelima dari Grup Modalku di Asia Tenggara.
Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku, mengatakan “Vietnam selalu menjadi bagian dari rencana ekspansi kami. Kondisi pandemi yang sudah mulai menurun merupakan saat yang tepat untuk membangun tim yang solid dengan veteran fintech (Financial technology) lokal, Ryan Galloway, dan mengamankan investasi dari raksasa teknologi VNG. Kami percaya bahwa Vietnam akan menjadi salah satu pasar terbesar kami melihat potensinya yang sangat besar.”
Sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan finansial terhadap UMKM di Vietnam yang berpotensi untuk berkembang namun belum mendapatkan akses ke pendanaan, hal ini menjadi langkah yang tepat bagi perusahaan fintech untuk memberikan layanan yang lebih optimal di Asia Tenggara.
Menurut Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam, 98% bisnis yang beroperasi di Vietnam pada tahun 2020 adalah UMKM.
Grup Modalku merupakan platform yang memberikan pembiayaan kepada UMKM dengan sistem kredit berbasis AI (Artificial Intelligence), menawarkan fasilitas pinjaman berjangka, solusi pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan UMKM, serta berbagai opsi pembiayaan berbasis perdagangan, seperti invoice financing.
Selama tujuh tahun beroperasi, Grup Modalku telah menyalurkan lebih dari Rp33,27 triliun dalam pembiayaan bisnis melalui lebih dari 5 juta pinjaman di seluruh wilayah.
Awal tahun ini, raksasa teknologi Vietnam VNG Corporation telah menginvestasikan USD22,5 juta di Grup Modalku sebagai bagian dari pendanaan Seri C+ sebesar USD144 juta dan fasilitas dana pinjaman sebesar USD 150 juta.
Grup Modalku juga telah menerima dukungan dari investor terkemuka lainnya dalam putaran pendanaan, termasuk SoftBank Vision Fund 2, Rapyd Ventures, EDBI, Indies Capital, Ascend Vietnam Ventures, dan K3 Ventures.
Ryan Galloway, Country Director Funding Societies Vietnam, menuturkan “UMKM Vietnam tidak memiliki akses yang setara ke badan usaha permodalan (venture capital) seperti di kawasan Asia Tenggara lainnya. Namun Vietnam memiliki pangsa pasar yang sama kompetitifnya, sehingga pengusaha Vietnam dilatih untuk berbuat lebih banyak dengan sumber daya terbatas. Kami melihat banyak peluang di Vietnam dan kami bersemangat untuk mendukung sektor UMKM yang sedang berkembang di negara ini sebagai upaya untuk terus melayani kebutuhan jutaan UMKM di seluruh Asia Tenggara.”
Beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, Grup Modalku menjadi satu-satunya platform pendanaan digital UMKM yang memiliki lisensi dan terdaftar di empat negara di seluruh Asia Tenggara.
Di Vietnam, Grup Modalku melayani UMKM di berbagai sektor seperti pendidikan, ritel, teknologi, dan FMCG (Fast Moving Consumer Goods), menawarkan produk seperti pembiayaan perdagangan, pembiayaan inventaris, pembiayaan piutang dan hutang di Ho Chi Minh, Hanoi, dan sekitarnya.
Grup Modalku juga berencana untuk meluncurkan pendanaan digital dengan mata uang lokal secara nasional pada pertengahan tahun ini.
“Mengikuti kesuksesan di negara lain, kami akan mempersingkat waktu penyelesaian proses pinjaman dengan melakukan otomatisasi pada proses operasional dan penilaian (underwriting) untuk mendukung UMKM Vietnam secara lebih efisien,” tambah Galloway.
Sejak mulai beroperasi pada Desember 2021, Grup Modalku di Vietnam telah mencairkan pinjaman sebesar lebih dari USD 20 juta dan akan ditingkatkan menjadi USD 90 juta di tahun ini.
Baca Juga: Satu Dekade, Program 10x1000 untuk Fintech Luluskan 1000 Peserta
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR