Dengan headset khusus yang dapat mendeteksi gelombang otak, tim AWS melakukan empat pembagian kategori: atas, bawah, kiri, dan kanan. Saat memberikan salah satu perintah tersebut, ternyata otak manusia juga mengeluarkan pola gelombang yang berbeda. Perbedaan pola inilah yang dipelajari oleh drone menggunakan machine learning.
Mengoperasikan drone hanya dengan berpikir terkesan menyenangkan, tetapi bayangkan kegunaannya di masa depan. “Dan, yang paling penting, AWS sedang berupaya keras untuk mendemokratisasi kekuatan teknologi machine learning agar bisa dimanfaatkan semua orang. Bahkan, pelanggan kami dari seluruh ASEAN, termasuk Indonesia, menggunakan teknologi machine learning meskipun tidak memiliki pengalaman sebelumnya. AWS memberdayakan pelanggan kami untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiran mereka lewat pemanfaatan teknologi termutakhir,” Santanu menjelaskan.
Melawan Misinformasi tentang COVID-19 Menggunakan Chatbot
Pada sesi demonstrasi terakhir, Julia dan Wei Liang, Solutions Architect AWS, menampilkan sebuah chatbot yang bisa diajak mengobrol untuk mengecek informasi terkait COVID-19. Pengguna bisa berbicara dengan chatbot ini menggunakan bahasa natural, layaknya bertanya kepada seorang teman.
“Solusi chatbot ini menggunakan teknologi kecerdasan artifisial (AI) AWS yang sangat ramah untuk digunakan maupun diintegrasikan ke aplikasi lainnya,” pungkasnya.
Penulis | : | Indah PM |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR