"Sehingga sekarang startup akan lebih sulit mendapatkan funding dari para pemodal ventura," kata Fithra.
Suku Bunga The Fed
Seretnya pendanaan dari investor asing semakin diperparah dengan naiknya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (0,75 persen) pada hari Rabu (15/6/2022) waktu setempat. Ini dilakukan demi menekan laju inflasi di Amerika Serikat.
Dengan kenaikan tersebut, maka suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 1,5 persen sampai dengan 1,75 persen. Fithra mengatakan, sacara umum, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan The FED dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen ini dapat berdampak pada startup di Indonesia.
Kenaikan suku bunga The Fed ini dapat memperlambat aliran modal asing ke stratup yang ada di Indonesia. Sebab, ketika suku bunga acuan naik, pola investasi justru cenderung akan menurun karena biaya pinjaman bank yang ikut meningkat. Ini dapat membuat investor asal Amerika Serikat menahan bahkan menarik uangnya dari pasar modal.
"Karena sudah harus mendatangkan profit, dan kebetulan ada pengetatan moneter dari The Fed, efek segera yang dapat dirasakan startup Indonesia adalah akan sulit mendapatkan funding (pendanaan)," kata Fithra.
Fithra mengatakan, pendanaan memang menjadi salah satu aspek penting pada kelangsungan hidup startup, namun bukan menjadi satu-satunya. Menurut dia, model bisnis harus menjadi aspek paling penting dalam keberadaan startup.
"Pada akhirnya, startup dengan model bisnis dan pertumbuhan yang baik, serta tidak semata-mata bergantung pada funding, maka startup itu akan berjalan lebih baik," pungkas dia.
Fithra mengatakan, startup tersebut justru akan kolaps bila mengandalkan pendanaan dari pemodal ventura atau investor saja.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Rizal |
KOMENTAR