Untuk pengujian baterainya sendiri menggunakan PCMark for Android dengan skenario Work 3.0 Battery Life dan pengaturan tingkat kecerahan ke posisi 50% plus Wi-Fi dimatikan. Sementara, untuk skenario bermain gim, kami coba memainkan PUBG Mobile dengan pengaturan pada mode Balanced; selama sekitar 30 menit, baterai berkurang sekitar 5% saja.
Hanya yang agak disayangkan, setidaknya menurut kami, adalah dukungan fast charging yang 18 W saja. Dengan daya yang rendah tersebut, pengisian baterai dari 0% sampai 100% memakan waktu hampir sekitar 2 jam. Jika saja dukungan dayanya lebih besar, tentu akan lebih menarik lagi. Mengingat kompetitor sekelas sudah banyak yang mendukung fast charging dengan daya di atas 18 W. Apalagi jika dibandingkan dengan versi Pro yang memiliki dukungan fast charging 66 W. Untungnya vivo T1 5G mendukung fitur reverse charging sehingga juga bisa digunakan sebagai pengganti power bank untuk mengisi daya perangkat lain.
Dukungan jaringan 5G-nya mencakup pita n1 (2.100 MHz), pita n3 (1.800 MHz), dan pita n40 (2.300 MHz). Pita-pita tersebut adalah yang digunakan oleh sejumlah operator telekomunikasi seluler 5G di tanah air, tepatnya Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL Axiata.
Kesimpulan
Dengan kisaran harga tiga jutaan rupiah, vivo T1 5G siap bertarung dengan kompetitor yang cukup ramai di rentang harga tersebut. Beberapa andalannya seperti dukungan 5G, desain kekinian, fitur kamera, serta performa, bisa menjadi pertimbangan yang cukup menarik. Kami juga menyukai kemampuan baterainya yang tahan lama. Ini masih ditambah dengan dukungan reverse charging yang bisa mengisi baterai perangkat lain. Meski agak disayangkan teknologi fast charging-nya hanya 18 W.
Plus: Bodi belakang dengan desain menarik, dukung tiga operator telekomunikasi seluler 5G di Indonesia, hasil kamera utama bagus, daya tahan baterai lama, ada NFC, sensor fingerprint di tombol power.
Minus: Fast charging hanya 18 W, tanpa kamera ultralebar dan telefoto.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR