Di era digital saat ini, banyak perusahaan berlomba-lomba bertransformasi menjadi perusahaan yang mengandalkan data sebagai bagian dari kegiatan operasional dan pengembangan bisnisnya, atau disebut juga data driven company.
Dengan menjadi data driven company, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang dan risiko, serta menentukan strategi dan mengambil keputusan yang tepat dan akurat melalui analisis berbasis data.
Meski demikian, pengelolaan dan penyimpanan data (data storage) seringkali menjadi kendala utama. Sebab, data milik perusahaan akan terus berkembang menjadi himpunan data yang besar dan rumit (big data).
Perusahaan yang berencana melakukan transformasi menjadi data driven company akan menghadapi setidaknya tiga tantangan utama dalam menyimpan dan mengelola big data. Apa saja? Simak penjelasan berikut.
Baca Juga: Pengelolaan dan Biaya Data Storage Masih Jadi Tantangan Perusahaan, Pure Storage Hadirkan Solusi Ini
1. Upscale data
Jumlah dan variasi data perusahaan dapat mengalami peningkatan (upscale) seiring dengan pertumbuhan bisnis. Sebelum memutuskan untuk menambah kapasitas penyimpanan, perusahaan harus mampu memaksimalkan kapasitas penyimpanan data yang ada terlebih dahulu.
Ada beberapa solusi yang biasanya dilakukan perusahaan saat menghadapi peningkatan data. Pertama, data compression, yaitu memadatkan data yang bertujuan untuk mengurangi ukuran file.
Kedua, tiering, yaitu mengelola data berdasarkan kategori tiering penyimpanan. Tiering tersebut dapat berupa private cloud, public cloud, atau flash storage.
Ketiga, deduplication data. Cara ini dilakukan dengan menghapus salinan data yang tidak penting sehingga mengurangi risiko storage kelebihan kapasitas atau overload.
Baca Juga: Hadapi Tantangan untuk Jadi Data Driven Company, Perusahaan Perlu Pertimbangkan 4 Hal Ini
Namun, ketiga solusi tersebut hanya bersifat sementara. Apabila infrastruktur informasi teknologi (IT) kurang memadai, maka seiring waktu seluruh kebutuhan pengelolaan dan integrasi data dapat terhambat.
2. Kendala saat penggantian perangkat
Perangkat keras (hardware) penyimpanan memiliki usia atau masa pakai yang hanya bertahan beberapa tahun. Ketika masa pakai habis, perangkat lama harus dilepas dan diganti dengan perangkat yang baru. Penggantian perangkat ini disebut forklift upgrade.
Forklift upgrade dilakukan dengan melepas perangkat penyimpanan lama dan menggantinya dengan perangkat yang baru. Penggantian perangkat juga dilakukan agar sistem penyimpanan terus mengadopsi teknologi dan fitur terbaru.
Meski demikian, forklift upgrade biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Selama proses penggantian perangkat, sistem dapat mengalami downtime sehingga menghambat kegiatan operasional perusahaan.
Baca Juga: Solusi Pure Storage Mampu Tingkatkan Efisiensi Hemat Energi Hingga 80%
3. Biaya tak terduga
Ketika memutuskan untuk memanfaatkan big data dalam operasional usaha, perusahaan juga perlu siap menghadapi biaya-biaya tak terduga.
Biaya tersebut dapat muncul karena beberapa faktor, mulai dari upscale data, peningkatan kapasitas penyimpanan, kerusakan hardware, hingga kerugian akibat down time.
Perusahaan dapat meminimalkan tantangan-tantangan di atas dengan mengandalkan layanan data storage yang dilengkapi arsitektur IT yang andal, seperti Pure Storage.
Untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan yang efisien, perangkat lunak (software) Pure Storage, Purity, mampu melakukan data reduction secara otomatis ketika kebutuhan data meningkat, mulai dari data compression, tiering, hingga deduplication.
Baca Juga: Adjust: Analitik yang Efektif adalah Kunci Kesuksesan App Marketing
Purity juga mampu mengidentifikasi dan menyortir blok data yang penting untuk disimpan di flash storage, serta menghapus duplikat data yang muncul secara otomatis.
Dengan model penyimpanan Storage as a Service (STaaS), Pure Storage menghadirkan layanan on-premise, di mana biaya seluruh infrastruktur hingga software telah disediakan oleh pihak penyedia layanan data storage.
Tidak hanya itu, Pure Storage Evergreen menerapkan teknologi Non-Disruptive Upgrade (NDU) untuk melakukan pembaruan firmware, upgrade hardware, serta perbaikan otomatis apabila ada kendala.
Seluruh layanan yang ditawarkan menjadikan beban pengelolaan perangkat Pure Storage lebih ringan dengan risiko downtime yang minim.
Dari sisi efisiensi biaya, Pure Storage mampu menghemat biaya total cost of ownership (TCO) hingga 30 persen dengan masa pakai perangkat hingga 10 tahun.
Bagi Anda yang tertarik untuk memanfaatkan layanan dan produk Pure Storage dapat mengisi formulir melalui tautan ini. Tiga pendaftar yang beruntung akan mendapatkan saldo OVO sebesar Rp 285.000.
Untuk mengakses informasi lebih lengkap seputar produk Pure Storage, kunjungi laman resmi Pure Storage melalui tautan ini.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Wandha Nur Hidayat |
KOMENTAR