Petak sawah, ladang jagung, durian, dan rambutan milik penduduk terlihat di kanan kiri Jalan Raya Martapura–Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Sesekali hutan dan semak liar juga terlihat.
Memasuki Desa Sugih Waras, rumah panggung limas yang terbuat dari kayu khas daerah ini pun menyita pandangan mata. Beberapa tampak sudah tua dan lapuk termakan usia, sementara beberapa terlihat masih baru.
Semakin dalam menyusuri jalanan Desa Sugih Waras yang telah dibeton rapi, sebuah sungai besar pun terlihat. Itulah Sungai Ogan, salah satu sungai besar yang berada di Kabupaten OKI dan membelah Desa Sugih Waras menjadi dua bagian.
“Sebelum pandemi, desa ini selalu ramai, terutama saat weekend dan sore hari, karena orang-orang berkunjung ke sini untuk menikmati sunset dan Rumah Limas 100 Tiang,” ujar Yuanita, salah satu staf Dinas Kominfo Ogan Komering Ilir.
Rumah Limas 100 Tiang adalah salah satu objek wisata sejarah terpenting di kabupaten ini. Rumah limas di tepian Sungai Ogan ini dibangun pada abad ke 18 dan memiliki tiang sebanyak 100 buah. Rumah ini dibangun oleh Pangeran Rejed yang menguasai Sugih Waras demi mendapatkan restu dari orangtua sang calon mempelai wanita.
Meskipun sudah berusia ratusan tahun, rumah limas yang terbuat dari kayu unglen ini masih kokoh berdiri di pinggiran sungai dan bisa didatangi pengunjung yang tertarik dengan sejarahnya. Suasana Desa Sugih Waras yang asri dan berciri khas pedesaan Sumatera Selatan bisa menjadi destinasi desa wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Punya Banyak Potensi
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki luas 19.023,47 km² dan berpenduduk sekitar 731.721 jiwa, yang membuat kabupaten ini menjadi kabupaten terluas di Sumatera Selatan. Pada tahun 2020, kabupaten ini memiliki 18 kecamatan yang terdiri atas 327 desa dan 13 kelurahan. Ini menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki banyak potensi dari sekadar luas wilayah dan tempat untuk transit.
Selain potensi area yang luas, sejarah dan budaya, beberapa sentra produksi makanan khas Sumatera Selatan pun berasal dari Ogan Komering Ilir. “Kemplang yang ada di seluruh Sumatera Selatan itu, sebagian besar merupakan produksi dari Kayuagung. Kemplang dari kami terbukti yang paling enak dan paling laris di mana-mana,” ucap Heri Sutanto, Kasi Kemitraan Komunikasi Publik Kominfo Ogan Komering Ilir.
Beberapa industri rumahan kerupuk kemplang di Kayuagung, ibukota Ogan Komering Ilir, bisa dengan mudah ditemui di beberapa area. Contohnya UMKM Ema Mulyadi yang terletak di Jalan Kolonel Nuh Macan Kelurahan Paku, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang telah berdiri selama lebih dari 20 tahun. Kemplang khas ini terbuat ikan gabus dan ikan tenggiri ini memiliki cita rasa yang gurih dan nikmat.
Selain itu, produksi perkebunan buah durian dan rambutan di Ogan Komering Ilir pun menjadi salah satu produksi terbesar dan terbaik di Sumatera Selatan.
Itu sebabnya Bupati Ogan Komering Ilir, Drs. Iskandar mengharapkan program Gerakan Menuju Smart City yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dapat mendorong seluruh potensi tersebut. Masyarakat Ogan Komering Ilir diharapkan juga dapat menjadi aktor utama pengembangan potensi ini, tidak sekadar menjadi penonton dari perkembangan yang terjadi.
Untuk itu, Iskandar berharap setiap OPD di Ogan Komering Ilir akan mampu merespons setiap perubahan yang ada dengan cepat, tepat dan positif.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR