Pandemi global yang melanda dunia selama kurun waktu dua tahun belakangan, tak dimungkiri turut membawa perubahan dalam pola hidup masyarakat. Salah satu yang ikut berpengaruh adalah maraknya layanan telemedicine. Di sisi lain, ada juga tantangan bagi pasien untuk menemukan dokter yang tepat dari sekian banyak platform yang ada.
Sementara itu, dari sisi dokter juga dihadapkan pada tantangan untuk menemukan diagnosis yang tepat. Saat bertemu tatap muka saja, dokter akan sulit menemukan diagnosis yang tepat jika pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan anamnesis dokter.
Inilah sebabnya Alodokter menilai perlunya sebuah informasi guna memperkenalkan salah satu dokter terbaiknya. Seperti dr. Helena Sunarja, SpOG, salah satu dokter di Alodokter dan anggota komunitas Alomedika yang berhasil mendapatkan review bintang 5 dari lebih dari 10.000 pengguna Aldodokter karena penanganannya yang disukai para pasien.
Semenjak bergabung dengan Alodokter di tahun 2019 silam, dr. Helena Sunarja, SpOG atau yang akrab dengan panggilan dr. Helena, selalu memprioritaskan empati ketika berbicara dengan pasiennya lewat fitur chat di Alodokter. Menurutnya, penerapan konsultasi online dan offline itu sama saja, kuncinya ada di komunikasi antara dokter dan pasien. Apa yang dikomunikasikan oleh dokter akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh pasien jika dokter menggunakan empati dalam berkomunikasi.
Dengan adanya telemedicine, dr. Helena menemukan bahwa pasien lebih nyaman untuk menjawab pertanyaan sensitif daripada saat bertemu tatap mata. Topik sensitif yang biasanya membuat pasien tidak nyaman bukan lagi sebuah hambatan bagi dr. Helena dalam memberikan diagnosis atau masukan kepada pasiennya. Menurutnya, fitur anonimitas yang ada pada fitur chat dengan dokter berperan besar dalam perubahan perilaku pasien.
"Dengan banyaknya perubahan pola hidup di era digital, sektor kesehatan pun juga ikut berubah. Telemedicine sangat membantu komunikasi antara kami [dokter] dengan pasien dengan pesat. Saat pasien ada keluhan, mereka sebatas tinggal kirim foto kepada kami, lalu kami analisis dan berikan diagnosis, terus sudah. Karena sama-sama anonim dan tidak tatap muka secara langsung, mereka jadi merasa lebih nyaman," ujar dr. Helena Sunarja, SpOG.
Meskipun mengantarkan diagnosis kepada pasien lewat telemedicine lebih menantang ketimbang bertemu tatap mata, hal ini tidak mematahkan semangat dr. Helena. Dengan memaksimalkan dan memilih pertanyaan yang tepat saat anamnesis pasien, hal ini sudah membantu dr. Helena dalam menganalisis penyakit dan diagnosis pasien sebanyak 80%.
Walau ada beberapa faktor penting yang hanya tersedia dalam pemeriksaan secara langsung, telemedicine telah membuka jalur untuk dr. Helena bisa membantu para pasien yang sebelumnya tidak memiliki akses yang mudah kepada layanan kesehatan.
Alodokter berharap masyarakat bisa menemukan dokter spesialis yang tepat untuk mereka lewat fitur chat Alodokter. “Saat ini pemahaman medis seorang dokter serta pengalaman memahami arah kebijakan yang diambil, harus dilengkapi dengan kemampuaan komunikasi yang mumpuni untuk sesi konsultasi yang mudah dan nyaman bagi pasien,” pungkas Suci Arumsari, Co-Founder & President Director Alodokter.
KOMENTAR