Dengan ramainya kasus kobocoran data akhir-akhir ini, penting bagi kita untuk bisa menjaga keamanan data kita agar tidak disalahgunakan oleh hacker (peretas).
Yeo Siang Tiong selaku General Manager Asia Tenggara, Kaspersky, mengatakan bahwa kebocoran data menjadi hal yang serius karena data saat ini dinilai layaknya emas baru.
“Dengan informasi yang bocor, hacker dapat menyamar sebagai orang tertentu atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif,” jelas Yeo.
Bahkan menurut Yeo, mereka (hacker) dapat menjual data yang dicuri di web gelap sebanyak beberapa kali.
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, penting untuk dipahami bahwa perlindungan data adalah tanggung jawab bersama,” ujar Yeo.
Untuk itu, Kaspersky menyarankan tips dasar namun sangat penting berikut untuk mengamankan data dan keuangan online dari hacker.
Pertama, luangkan waktu untuk mengonfigurasi perangkat seluler dengan benar. Periksa pengaturan permisif untuk WhatsApp dan aplikasi seluler lainnya.
“Anda tidak ingin perangkat seluler Anda secara otomatis mempublikasikan setiap aspek kehidupan sehari-hari secara online, dan ini akan membantu membatasi jumlah informasi yang tersedia bagi peretas yang telah menyusup ke akun WhatsApp Anda,” papar Yeo.
Kedua, jangan pernah membagikan kode verifikasi apa pun dengan siapa pun, melalui SMS atau telepon. Kode-kode ini adalah cara utama layanan untuk memverifikasi bahwa Anda adalah diri Anda sendiri.
Ketiga, aktifkan otentikasi dua faktor jika memungkinkan. Bahkan jika Anda kehilangan akses ke akun email Anda, setidaknya itu akan melindungi akun yang lain dari pencurian.
Keempat, pastikan Anda memiliki kunci layar dan menginstal perangkat lunak yang dapat menghapus ponsel Anda jika hilang.
Kelima, gunakan nomor telepon terpisah untuk masuk ke Whatsapp, Telegram atau layanan messenger apa pun yang memerlukan nomor telepon. Namun, pastikan untuk tidak menggunakan nomor satu kali atau orang lain dapat mengakses akun Anda.
Keenam, jangan terjerumus pada phishing, meskipun itu adalah phishing yang ditargetkan. Jika Anda menerima tautan dari sumber yang tidak dikenal, jangan mengkliknya secara otomatis. “Selalu berpikir sebelum Anda mengklik — atau lebih baik, jangan mengklik sama sekali,” cetus Yeo.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR