Jika ada contoh artificial intelligence berupa aplikasi kencan (dating), akankah Anda mempercayainya untuk memilihkan teman kencan untuk Anda?
Dengan semakin banyaknya contoh artificial intelligence di berbagai bidang, kecerdasan buatan di ranah kencan online pun akan menjadi keniscayaan.
Bukan sekadar ikut-ikutan, para penyedia layanan kencan online, baik berupa aplikasi maupun situs web membutuhkan contoh artificial intelligence guna membangun ruang virtual yang aman bagi para pengguna layanan.
Baca juga: Apa Itu Teknologi Artificial Intelligence
Seperti kita ketahui, layanan kencan online termasuk salah satu industri yang justru tumbuh saat pandemi merebak dan sebagian besar industri lainnya terpaksa tiarap. Saat ini ada lebih dari 1500 aplikasi dan situs kencan online di dunia. Sementara Statista memperkirakan jumlah penggunanya akan mencapai 276,9 juta user di tahun 2024.
Namun di sisi lain, layanan kencan online juga menjadi lahan yang subur bagi pelecehan dan perundungan virtual. Dari studi yang dilakukan oleh Pew Research Center, sebanyak 57% perempuan pengguna layanan ini dikirimi foto atau pesan seksual yang eksplisit yang tidak mereka minta.
Sementara itu, 35% pengguna aplikasi kencan online mengaku pernah dipanggil dengan nama-nama yang menyinggung. Dan sebanyak 10% pernah diancam dengan kekerasan fisik.
Di sinilah artificial intelligence (AI) bisa memainkan peran. Namun, kembali lagi ke pertanyaan awal, akankah Anda akan mempercayai AI untuk memilihkan teman kencan?
Untuk mencari tahu jawabannya, penyedia platform customer service, Tidio bersama Content Specialist Kazimierz melakukan survei terhadap 1.191 responden. Dan inilah temuan dari survei tersebut yang dituangkan dalam sebuah laporan berjudul “Love in the Age of AI Dating Apps.”
Baca juga: Contoh Artificial Intelligence di Bidang Konstruksi Bantu Kembangkan Potensi
Ini yang Dicari di Aplikasi
Hampir separuh (47%) responden akan menggunakan aplikasi kencan berbasis AI untuk menemukan pasangan untuk jangka panjang. Sementara 33% responden akan memanfaatkannya untuk mencari teman.
Adanya artificial intelligence pada aplikasi ini membuat sebanyak 54% responden mengharapkan adanya fitur “mencari pasangan” berdasarkan kriteria yang lebih terpersonalisasi.
Fitur AI yang Diinginkan
Sementara 46% responden menginginkan aplikasi AI yang dapat menganalisis bio untuk menemukan pasangan dengan minat yang sama. Dan 45% responden berharap fitur virtual survey dan AI dapat menampilkan pasangan yang menurut mereka menarik. Hanya 13% saja yang menyebut DNA matching sebagai fitur yang mereka inginkan dari aplikasi kencan berbasis AI.
Tidio menyimpulkan bahwa orang ingin menemukan pasangan yang cocok dengan mereka berdasarkan aspek-aspek tertentu yang mereka anggap bermakna. Bagi sebagian orang, fitur yang mereka harapkan ini mungkin berupa tes kepribadian yang bisa menunjukkan ciri-ciri unik dari karakter mereka. Sedangkan bagi sebagian yang lain, bisa berupa tanda zodiak, cara menghabiskan waktu luang, atau daya tarik fisik.
Selain itu, hampir 69% responden ingin AI menganalisis profil dan memberikan saran perubahan agar profil pengguna akan lebih menarik.
Kebutuhan untuk terlihat lebih menarik secara penampilan dan gaya hidup tercermin dari 21% responden pria dan 18% wanita yang menginginkan aplikasi AI secara otomatis membuat foto mereka terlihat lebih atraktif.
Baca juga: Contoh Artificial Intelligence Ini Senangkan Pengunjung Taman Hiburan
Inginkan Bantuan
Yang menarik, lebih dari separuh responden (56%) berharap AI dapat membantu mereka untuk bercakap-cakap dengan pasangan yang mereka temukan. Bagi 24% responden, AI chatting help akan sangat membantu di awal kencan atau ketika obrolan tak semulus yang mereka harapkan untuk ngobrol (12%).
Melatih AI
Hampir 96% responden menyatakan keinginannya untuk bisa melatih kecerdasan buatan di aplikasi kencan online, misalnya pengguna menunggah deskripsi pasangan idamannya dan aplikasi akan mencarikan orang yang sesuai, atau memindai medsos mantan untuk menemukan orang yang mirip mantan.
Berbagi Data Pribadi
Semakin personal hasil pencarian yang diinginkan, semakin banyak data yang dibutuhkan kecerdasan buatan. Pasalnya, apakah para pengguna bersedia membagikan datanya?
Para responden menegaskan mereka tidak akan pernah membagikan data keuangan (49%), data DNA (39%), data kesehatan mental (35%), atau data terkait minat seksual mereka (33%).
Namun, 70% responden mengatakan akan berubah pikiran dan bersedia membagikan data pribadinya, asalkan mereka dapat menemukan pasangan yang cocok.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR