Huawei Cloud berkomitmen membangun data center di Indonesia sebagai bagian dari rencana membangun ekosistem yang disebut Go Cloud, Go Global. Data center di Indonesia ini akan menjadi bagian dari 27 region dan 75 availability zones yang akan dibangun Huawei Cloud sampai akhir tahun ini. Huawei Cloud menargetkan, jaringan data center global ini dapat diakses pengguna di bagian manapun di dunia dengan waktu di bawah 50 millisecond.
Rencana itu dikemukakan Ken Hu (Rotating Chairman Huawei) saat membuka Huawei Connect 2022 yang berlangsung di Bangkok, Thailand (19/9). Keseriusan Huawei Cloud membangun jaringan data center ini tidak lepas dari semakin pentingnya peran cloud dalam transformasi digital perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. “Survei menunjukkan, 85% perusahaan global akan mengadopsi cloud-first strategies pada tahun 2025 nanti,” ungkap Ken Hu.
Sementara Alex Zhang (CEO Huawei Cloud) menyebut cloud terbukti memudahkan perusahaan dalam mempercepat transformasi digital. “Tanpa cloud, perusahaan harus membangun data center sendiri, yang seringkali menimbulkan masalah dari sisi konsumsi energi, efisiensi, dan availability,” ungkap Alex Zhang.
Sementara dengan mengadopsi cloud, perusahaan tinggal menggunakan infrastruktur yang ada sehingga dapat fokus di aspek penting lain. Adopsi cloud juga membuat perusahaan dapat mengakses teknologi terkini tanpa perlu membangun sendiri.
Sediakan Layanan Siap Pakai
Selain menyediakan cloud dalam bentuk infrastructure-as-a-service (IaaS), Huawei Cloud memang menyediakan berbagai services atau layanan siap-pakai yang dapat digunakan perusahaan. Saat ini terdapat 240 layanan serta 50 ribu set API yang dapat langsung digunakan perusahaan untuk mempercepat transformasi digitalnya. Hal ini menjadi bagian dari visi Huawei Cloud menciptakan Everything-as-a-Services, ketika semua solusi dapat diakses perusahaan dalam bentuk layanan.
Dalam Huawei Connect 2022 ini, Huawei Cloud pun merilis 15 services baru seputar pemanfaatan Artificial Intelligence, data governance, digital content, sampai software development. Seperti diungkap Jacqueline Shi (President of Huawei Cloud Global Marketing and Sales Service), semua services baru ini berpusat pada otomatisasi proses, sehingga mempersingkat proses yang sebelumnya harus dilakukan secara manual.
Salah satu contohnya adalah smart automation yang memadukan RPA (Robotic Process Automation) dengan teknologi AI seperti OCR, NLP, dan image recognition. Ada pula services Code Check yang akan memeriksa kesalahan pada kode berdasarkan 10 ribu security rules yang diuji secara real-time. Dengan Code Check ini, perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanannya sehingga meningkatkan efisiensi pada system level.
Huawei Cloud pun secara aktif mengimplementasikan teknologi mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dilihat dari implementasi Pangu (model AI buatan mereka) dalam menganalisis data ombak di Indonesia. Bekerjasama dengan GTech, Huawei Cloud menganalisis data satelit, sensor, dan video untuk memprediksi kondisi perairan. Hasil analisis ini pun dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memperkirakan lokasi ikan sampai cuaca buruk yang akan terjadi.
“Dan berkat Pangu Model, prediksi tersebut bisa dipercepat prosesnya; dari sebelumnya hitungan jam menjadi hitungan detik,” tambah Jacqueline Shi.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR