Jika Anda berencana melancong ke Kalimantan Timur, jangan lupa menyempatkan diri mampir ke salah satu kabupatennya, yakni Penajam Paser Utara (PPU). Dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Anda cuma butuh waktu sekitar 25 menit untuk sampai ke Pelabuhan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, wilayah yang kelak menjadi Ibu Kota Negara (IKN) ini.
Siapa sangka, Kabupaten PPU dikelilingi berbagai destinasi wisata yang belum terjamah banyak orang. Selain keindahan alam dan budayanya memiliki kesan tersendiri, banyak tempat menarik yang sayang untuk dilewatkan, seperti mendatangi langsung industri khas di daerah ini, seperti kerupuk, batik, hingga transportasi online lokalnya.
Amplang Bandeng Jadi Andalan
Keberadaan IKN di sebagian Kabupaten PPU membuka peluang pertumbuhan produksi makanan khas daerah sana, yaitu kerupuk amplang. Hampir sama dengan amplang pada umumnya, amplang Penajam memiliki ciri khas ikan bandeng yang menjadi bahan utamanya.
“Rumah produksi pembuatan Amplang kami ini dari tahun 2017. Tak kalah lezat dengan ikan tenggiri, amplang Penajam kami menggunakan ikan bandeng,” kata Kasma, salah satu pemilik produksi amplang di rumahnya.
“Sebelum pandemi ini, paling sedikit kita produksi 10 kg daging ikan bandeng, sekarang hanya 7 kg paling banyak,” ucapnya tentang jumlah produksi hariannya.
“Sekarang ini kami agak susah mendapat ikan bandeng. Lalu kami ambil ikan tenggiri, tapi ikan tenggiri cukup mahal. Semoga saja ada bantuan dari pemerintah,” sambung Kasma.
Produk amplang rumahan miliknya telah menembus pasar lokal dan mancanegara. “Untuk pengiriman, Alhamdulillah sudah ada yang tetap di Balikpapan. Selain itu, kami juga menerima pesanan ke Papua dan ada pembeli yang menjualnya sampai ke China,” ujarnya.
Batik Khas Penajam
Tak hanya makanan, di PPU kita bisa mendapatkan oleh-oleh khas dalam bentuk lain seperti batik, yang telah menjadi ikon kota tersebut. Corak dan desain khas PPU menjadikan batik ini punya daya tarik tersendiri di industri fashion tanah air.
“Awalnya batik ini merupakan program pemberdayaan masyarakat sekitar desa, yang kami mulai di September 2020. Di bulan itu, kami fokus di pelatihan bersama warga desa setempat, karena melihat potensi masyarakatnya yang kebanyakan orang Jawa, masih guyub desanya. Akhirnya ditunjuklah desa itu sebagai desa sentra,” kata Yuni Nurhayati Aka, Ketua Batik Sekar Buen.
“Kami cenderung mengangkat ikon Penajam. Banyak juga yang meminta desain rusa. Walaupun ada juga beberapa motif khas Kalimantan Timur, seperti motif tribal, motif burung enggang, dan unsur-unsur flora dan fauna lainnya yang ada di sini,” ucapnya.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR