Di luar dua tantangan itu, Billie juga melihat pentingnya tata kelola data saat ini. Bahkan tata kelola data telah menjadi fokus perbankan, khususnya di Indonesia, guna memastikan pengelolaan data dilakukan sesuai aturan yang ada.
Tata kelola data menjadi semakin penting saat ini karena cara kerja hybrid yang kian banyak diadopsi organisasi dan perusahaan. Jadi meskipun data digunakan oleh karyawan di mana saja mereka bekerja, data tetap aman.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Bank Mandiri punya strategi tersendiri. “Pertama, kami tetap fokus pada nasabah. Bank Mandiri benar-benar fokus dalam transformasi digital. Kami memiliki dua channel digital. Livin’ by Mandiri untuk retail dan Kopra untuk mengelola klien wholesale,” jelas Billie.
Untuk itu, Bank Mandiri menjadikan data analytics sebagai enabler yang memungkinkan bank memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah, dengan memahami siklus hidup nasabah dan memberikan penawaran yang lebih personal.
Strategi lainnya tentu berkaitan dengan data itu sendiri, yaitu menjadikan data sebagai satu single source of truth. “Sebagai bisnis yang menghasilkan kegiatan, data benar-benar memainkan peran yang sangat penting untuk mengelola bisnis kami,” tegas Billie.
Fokus Pada Operasionalisasi Data
Bank lain yang membagikan strategi datanya adalah UnionBank of Philippines (UBP). Bagi bank yang berkantor pusat di Pasig, Filipina ini, tantangan data yang dihadapi adalah menciptakan “factory’’. Apa maksudnya?
“Kami harus memastikan bahwa semua yang kami lakukan bisa direplikasi sehingga kami terus melakukan pendekatan sistematis. Di perusahaan mana pun, perjalanan data tidak pernah berakhir. Oleh karena itu kami harus memastikan bahwa kami memiliki template, kami memiliki
pendekatan, langkah demi langkah. Jadi ada standarisasinya,” ungkap Dr. David R. Hardoon, Chief Data & AI Officer, UnionBank of Philippines.
Tantangan berikutnya terkait dengan pemanfaatan data itu sendiri. Menurut David, timnya harus memastikan konsistensi, use case, dan apakah memang didasari pendekatan business-driven. “Pada akhirnya, data harus dioperasionalkan dan justified, sehingga kami harus memastikan bahwa kami memiliki data dalam kualitas standar dan punya tata kelola yang baik,” David menandaskan.
Menjawab tantangan tersebut, UBP menerapkan strategi stack of data. “Kami memastikan bahwa kami memiliki lingkungan di mana semua artefak dan konstruksi data ditempatkan dan dapat dikonsumsi, mulai dari analisis, reporting, data science, dan sudut pandang, di seluruh bagian perusahaan,” jelas David.
Strategi lainnya adalah menciptakan fabric dan memastikan konsistensi dalam pendekatan untuk membangun model analisis, dan model data science,” ia menambahkan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR