Melalui anak usaha barunya yang bernama “Virtu”, perusahaan infrastuktur digital Biznet terjun ke industri kesehatan.
Di dalam Virtu sendiri, terdapat empat sub brand yang di antaranya Virtu Digilab, Virtu LifeScience, Virtu Pharma dan Virtu Protect.
Dalam acara Media Gathering yang digelar Biznet di Bali pada Selasa (10/11/2022) lalu, Bagus Wicaksono, Perwakilan Virtu DigiLab, menuturkan bahwa saat ini unit bisnis di Virtu yang menjadi fokus untuk dikembangkan Biznet adalah Virtu Digilab.
Merupakan laboratorium klinik digital, ide awal mendirikan Virtu Digilab dilihat pihak Biznet berdasarkan apa yang sering dialami kebanyakan masyarakat ketika melakukan konsultasi atau cek kesehatan.
“Virtu Digilab adalah layanan kesehatan yang kami sedang fokus kerjakan, di mana layanannya terintegrasi dan tersentralisasi,” ujar Bagus.
Menurutnya, dukungan teknologi digital yang membuat layanan dapat terintegrasi dan tersentralisasi akan membuat Virtu Digilab berbeda dengan laboratorium kesehatan lain yang sudah ada saat ini.
“Karena saya punya pengalaman kalau misalnya registrasi di laboratorium, saya registrasi di laboratorium di kota A, kemudian saya sedang ada di laboratorium di kota B itu saya harus registrasi lagi. Padahal itu merek (laboratorium) yang sama, itu saya tetap harus registrasi lagi. Jadi kami melihat tidak adanya sentralisasi laboratorium di indonesia, sehingga kami mencoba mencari solusi itu dengan menciptakan Virtu Digilab,” jelas Bagus.
Dengan menggunakan layanan Virtu Digilab, setiap pasien baik individu maupun dari perusahaan/organisasi tertentu yang melakukan pemeriksaan kesehatan juga menjadi lebih mudah untuk mengetahui informasi terkait kesehatannya
Hal itu lantaran setiap pasien akan mendapatkan ID khusus yang dapat menyimpan data dari tahapan awal pemeriksaan sampai dengan hasil pemeriksaan yang dapat diunduh secara digital.
“ID itu bisa dibuka melalui website. Di dalam ID itu ada akun yang bisa menyimpan medical record (rekam medis). Jadi kalau dalam satu tahun saya nge-test di Virtu Digilab, setiap tiga bulan sekali misalnya kan, itu nanti di Desember akan ada laporannya. Jadi berat badan saya itu seperti apa, hasil gula darah saya itu seperti apa, dan informasi lainnya itu ter-record,” papar Bagus.
Dengan begitu, diharapkan dokter yang menangani pasien akan lebih mudah mengambil keputusan
“Dengan tahu medical record dari beberapa bulan, kita bisa mencegah apa yang terjadi di kita kemudian hari. Inilah teknologi-teknologi yang dikembangkan supaya masyarakat bisa lebih menjaga kesehatannya,” tutur Bagus.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR