Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di beberapa tingkatan, divisi, dan beberapa cabang perusahaan di negara-negara lain pada Oktober ini.
Karyawan yang terdampak kurang dari 1 persen dari total keseluruhan karyawan (181.000 karyawan per Juni 2021).
Artinya, ada ratusan karyawan atau kurang dari 1.000 karyawan yang terkena PHK. Hal itu diungkapkan karyawan yang terkena PHK itu melalui platform Twitter, Blind, dan forum online lainnya.
“Kami (ingin) mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur dan membuat penyesuaian struktural yang sesuai. Kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami dan mempekerjakan (karyawan) di area yang (dinilai) bertumbuh selama satu tahun ke depan,” ujar juru bicara Microsoft seperti dilansir The Verge.
Kebijakan PHK itu disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan pendapatan pembuat perangkat lunak karena penjualan linsensi Windows untuk PC (komputer) kurang laku di pasar.
Sebelumnya, Google dan Meta juga melakukan efisien pegawainya dengan melakukan penyesuaian divisi di perusahaannya.
Meta memberi kesempatan kepada sejumlah pekerja untuk menemukan posisi baru di perusahaan dalam kurun waktu satu bulan.
Lalu, Gogole memberi waktu 60-90 hari (2-3 bulan) kepada karyawan. Jika karyawan tidak dapat menemukan peran baru, mereka bakal diberhentikan dari perusahaan.
"Rencana kami adalah untuk terus mengurangi pertumbuhan jumlah karyawan selama tahun depan. Banyak tim akan menyusut sehingga kami dapat mengalihkan sumber daya ke area lain," kata Zuckerberg saat menghadiri pemaparan pendapatan kuartalan Meta pada bulan Juli.
Sementara itu, CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa pihaknya akan terus mencari cara agar dapat meningkatkan produktivitas dan menentukan fokus prioritas bisnis dalam jangka panjang.
KOMENTAR