Maka tak mengherankan jika sebagian besar infrastruktur yang menopang layanan dan aplikasi RCTI+ berada di cloud. “Hanya sekitar lima belas persen saja yang ada di on premises, yaitu streaming engine,” jelas Rio. Sementara sisanya, seperti server backend, frontend, load balancer, firewall, database, search engine dan recommendation engine ada di cloud.
Dalam operasionalnya, cloud computing pun memungkinkan RCTI+ memiliki infrastruktur yang scalable dan agile, sehingga layanan mampu beradaptasi dengan jumlah user atau penonton yang fluktuatif.
“Contoh yang pernah terjadi dan paling tinggi adalah ketika tim nasional (bola, red.) bertanding dan disiarkan secara langsung di RCTI+. Wah, itu benar-benar kalau timnas main kami harus siapkan beberapa server dari awal, scale out-nya nanti seperti apa, termasuk content delivery network atau CDN-nya,” cerita pria yang juga pencinta bola ini.
“Kami juga menerapkan arsitektur microservices dalam pengembangan aplikasi dan didukung oleh big data dan machine learning utk memberikan content recommendation sesuai dengan profile user RCTI+,” Rio menambahkan.
Ia juga menjelaskan bahwa RCTI+ dikembangkan seratus persen oleh talenta-talenta lokal Indonesia. “Para Software Engineer, Mobile Engineer, Network Admin, DevOps, Scrum Master, QA dan IT Operation support, semuanya adalah anak-anak muda Indonesia yang sangat antusias dalam membangun super app RCTI+,” ujarnya.
Saksi Perjalanan Industri Media dan Hiburan
Rio Anugrah sendiri termasuk salah satu sosok penting yang membidani lahirnya RCTI+. “Secara definitif sejak dua tahun lalu saya pegang RCTI+. Sebelumnya di tahun pertama (pengembangannya) saya pegang RCTI+ itu dalam kapasitas saya di Innovation Center MNC Group. Saya membantu menyusun organisasinya, memilih teknologinya, sampai merekrut orang-orangnya. Kemudian, dengan semakin berkembangnya RCTI+, Pak Hary Tanoesoedibjo menugaskan saya sebagai CTO di RCTI+,” paparnya.
Penugasan ini tentu bukan tanpa alasan. Rio Anugrah adalah sosok yang memiliki pengalaman panjang di bidang teknologi maupun bisnis di industri media dan hiburan. Bahkan boleh dikatakan pria kelahiran Jakarta ini adalah salah satu “saksi sejarah’’ perkembangan industri media dan hiburan dari sejak masih menggunakan sistem analog hingga memasuki era digital saat ini.
“Saya kurang lebih dua puluh lima tahun berkecimpung di IT, khususnya di industri media,” ujar Rio. Ia mengawali kariernya di industri ini di SCTV sebelum bergabung dengan MNC Group pada tahun 2010. Selama lebih dari 13 tahun kariernya di SCTV, Rio mengaku mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari proses bisnis dan seluk beluk industri media secara end to end.
“Salah satu tugas saya ketika di SCTV adalah membantu proses migrasi broadcast application system dari yang berbasis mainframe ke sistem yang berbasis Windows,” ceritanya. Dan pengalaman sebelumnya ini disebut Rio sangat membantunya beradaptasi dengan cepat di MNC Group.
Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, di MNC Group pun, Rio berkesempatan mempelajari lebih banyak proses bisnis, termasuk di bidang keuangan dan properti. “Dari sejak saya bergabung di tahun 2010 sampai sekarang, perkembangan MNC Group boleh dibilang luar biasa. Pak Hary Tanoe konsisten dan mempunyai visi yang jelas, jadi setiap tahun selalu ada bisnis unit baru, seperti MNC Shop, MNC Animation dan banyak lagi, sampai kami buat RCTI+,” jelasnya.
Saat ini, Rio Anugrah tidak hanya bertugas menangani RCTI+ sebagai bagian dari unit bisnis MNC Digital. Penyuka makanan Betawi dan Sunda ini pun diberikan amanah sebagai Head of Corporate IT Applications di MNC Media.
“Secara day to day saya pun menangani corporate IT applications khususnya di MNC Media yang berarti mencakup semua FTA, news portal, dan holding. Saya in charge untuk enterprise applications. dan beberapa in-house applications, misalnya ERP dan HRIS,” jelasnya. Tugas lain yang ia emban adalah sebagai leadership team di MNC Innovation Center.
Perjalanan panjang dalam kariernya ini mengajarkan tiga hal yang tepat diaplikasikan di tengah gelombang disrupsi dan digitalisasi saat ini: terus belajar, tetap rendah hati, dan konsisten. “Belajar terus adalah yang nomor satu. Dengan ‘being humble’ kita bisa ketemu banyak orang, selalu ingin membantu orang, dan kita dapat memperoleh banyak masukan, kritik, saran yang akan bermanfaat bagi diri kita sendiri,” ujar Rio.
Dan keberadaan RCTI+ sebagai platform digital tentu akan membawa lebih banyak masukan yang bahkan langsung disampaikan oleh user. Tantangan ini menjadi salah satu prioritas Rio Anugrah dan timnya dalam mewujudkan RCTI+ sebagai one-stop entertainment super app yang akan menjadi top of mind di jagat media dan hiburan Indonesia.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR