Saat usianya belum genap tiga tahun, RCTI+ berhasil memuncaki daftar layanan over the top (OTT) terpopuler di Indonesia. Menurut data Comscore Februari 2021, RCTI+ berhasil meraih pengguna sebanyak 19,81 juta monthly active users (MAU).
Berhasil meraup banyak pengguna di usia yang masih seumur jagung, layanan OTT milik MNC Group ini notabene mampu melampaui layanan-layanan OTT lain yang sudah lebih dulu eksis di industri media dan hiburan di Indonesia.
Hal ini tentu tak lepas dari kemampuan RCTI+ dalam menghadirkan konten yang disukai pengguna, didukung beragam fitur untuk menyajikan sebuah pengalaman baru dalam mengonsumsi media di era digital ini.
Dikatakan oleh Chief Technology Officer, RCTI+, Rio Anugrah, aplikasi ini dikembangkan sebagai one-stop entertainment super app. “Mengapa disebut super app? Karena aplikasi RCTI+ ini bisa digunakan dari mulai kita bangun tidur sampai kita tidur lagi. Dan disebut one-stop entertainment, karena di aplikasi itu sudah ada video, artikel berita, audio, bahkan user generated content, semacam TikTok. Jadi benar-benar lengkap,” jelas Rio.
Kehadiran RCTI+ di kancah industri media dan hiburan tentu tak bisa dipisahkan dari strategi transformasi digital MNC Group secara keseluruhan yang sudah dimulai sejak tahun 2013. Rio mengibaratkan peran/posisi RCTI+ ini sebagai lokomotif. “Lokomotif yang akan menarik keseluruhan ekosistem digital MNC Group,” imbuhnya.
Membangun dan Mengintegrasikan Ekosistem
Peran lokomotif RCTI+ ini diwujudkan dengan mentransisikan empat layanan free to air (FTA) MNC Group, yaitu RCTI, GTV, MNC TV, dan iNews TV, ke platform digital sehingga bisa dinikmati pengguna melalui berbagai platform digital, mulai dari web browser, aplikasi mobile, sampai Android TV. Menurut Rio, kehadiran RCTI+ di tengah-tengah masyarakat ini memberikan cara baru dalam menikmati tayangan media dari MNC Group.
“Dan kami juga membangun ekosistem yang akan mendukungnya,” jelas profesional dengan pengalaman karier lebih dari 25 tahun di bidang teknologi informasi. Sebagai konglomerasi media dan hiburan, MNC Group memiliki lini bisnis yang cukup lengkap untuk berintegrasi dan bersinergi secara internal dan eksternal guna membentuk satu ekosistem digital.
Ia memberikan salah satu contoh integrasi yang bisa ditemui di aplikasi RCTI+, yaitu fitur voting. Melalui fitur ini, pengguna dapat mendukung artis dan idolanya di berbagai ajang penghargaan dan kompetisi yang diselenggarakan MNC Group. Fitur ini menyediakan beberapa kuota gratis untuk voting. Namun jika ingin menambah kuota, pengguna bisa membelinya melalui aplikasi MotionPay yang sudah terintegrasi dengan RCTI+.
Baca juga: Begini Cara AWS Akselerasi Transformasi Digital di Indonesia
Mengandalkan Cloud Computing
Boleh dibilang RCTI+ lahir di cloud karena sejak awal pengembangannya sudah menggunakan cloud. Menurut Rio, hal itu dilakukan untuk memperoleh fleksibilitas, realibilitas dan skalabilitas dalam pengembangan aplikasi.
Maka tak mengherankan jika sebagian besar infrastruktur yang menopang layanan dan aplikasi RCTI+ berada di cloud. “Hanya sekitar lima belas persen saja yang ada di on premises, yaitu streaming engine,” jelas Rio. Sementara sisanya, seperti server backend, frontend, load balancer, firewall, database, search engine dan recommendation engine ada di cloud.
Dalam operasionalnya, cloud computing pun memungkinkan RCTI+ memiliki infrastruktur yang scalable dan agile, sehingga layanan mampu beradaptasi dengan jumlah user atau penonton yang fluktuatif.
“Contoh yang pernah terjadi dan paling tinggi adalah ketika tim nasional (bola, red.) bertanding dan disiarkan secara langsung di RCTI+. Wah, itu benar-benar kalau timnas main kami harus siapkan beberapa server dari awal, scale out-nya nanti seperti apa, termasuk content delivery network atau CDN-nya,” cerita pria yang juga pencinta bola ini.
“Kami juga menerapkan arsitektur microservices dalam pengembangan aplikasi dan didukung oleh big data dan machine learning utk memberikan content recommendation sesuai dengan profile user RCTI+,” Rio menambahkan.
Ia juga menjelaskan bahwa RCTI+ dikembangkan seratus persen oleh talenta-talenta lokal Indonesia. “Para Software Engineer, Mobile Engineer, Network Admin, DevOps, Scrum Master, QA dan IT Operation support, semuanya adalah anak-anak muda Indonesia yang sangat antusias dalam membangun super app RCTI+,” ujarnya.
Saksi Perjalanan Industri Media dan Hiburan
Rio Anugrah sendiri termasuk salah satu sosok penting yang membidani lahirnya RCTI+. “Secara definitif sejak dua tahun lalu saya pegang RCTI+. Sebelumnya di tahun pertama (pengembangannya) saya pegang RCTI+ itu dalam kapasitas saya di Innovation Center MNC Group. Saya membantu menyusun organisasinya, memilih teknologinya, sampai merekrut orang-orangnya. Kemudian, dengan semakin berkembangnya RCTI+, Pak Hary Tanoesoedibjo menugaskan saya sebagai CTO di RCTI+,” paparnya.
Penugasan ini tentu bukan tanpa alasan. Rio Anugrah adalah sosok yang memiliki pengalaman panjang di bidang teknologi maupun bisnis di industri media dan hiburan. Bahkan boleh dikatakan pria kelahiran Jakarta ini adalah salah satu “saksi sejarah’’ perkembangan industri media dan hiburan dari sejak masih menggunakan sistem analog hingga memasuki era digital saat ini.
“Saya kurang lebih dua puluh lima tahun berkecimpung di IT, khususnya di industri media,” ujar Rio. Ia mengawali kariernya di industri ini di SCTV sebelum bergabung dengan MNC Group pada tahun 2010. Selama lebih dari 13 tahun kariernya di SCTV, Rio mengaku mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari proses bisnis dan seluk beluk industri media secara end to end.
“Salah satu tugas saya ketika di SCTV adalah membantu proses migrasi broadcast application system dari yang berbasis mainframe ke sistem yang berbasis Windows,” ceritanya. Dan pengalaman sebelumnya ini disebut Rio sangat membantunya beradaptasi dengan cepat di MNC Group.
Tak jauh berbeda dengan sebelumnya, di MNC Group pun, Rio berkesempatan mempelajari lebih banyak proses bisnis, termasuk di bidang keuangan dan properti. “Dari sejak saya bergabung di tahun 2010 sampai sekarang, perkembangan MNC Group boleh dibilang luar biasa. Pak Hary Tanoe konsisten dan mempunyai visi yang jelas, jadi setiap tahun selalu ada bisnis unit baru, seperti MNC Shop, MNC Animation dan banyak lagi, sampai kami buat RCTI+,” jelasnya.
Saat ini, Rio Anugrah tidak hanya bertugas menangani RCTI+ sebagai bagian dari unit bisnis MNC Digital. Penyuka makanan Betawi dan Sunda ini pun diberikan amanah sebagai Head of Corporate IT Applications di MNC Media.
“Secara day to day saya pun menangani corporate IT applications khususnya di MNC Media yang berarti mencakup semua FTA, news portal, dan holding. Saya in charge untuk enterprise applications. dan beberapa in-house applications, misalnya ERP dan HRIS,” jelasnya. Tugas lain yang ia emban adalah sebagai leadership team di MNC Innovation Center.
Perjalanan panjang dalam kariernya ini mengajarkan tiga hal yang tepat diaplikasikan di tengah gelombang disrupsi dan digitalisasi saat ini: terus belajar, tetap rendah hati, dan konsisten. “Belajar terus adalah yang nomor satu. Dengan ‘being humble’ kita bisa ketemu banyak orang, selalu ingin membantu orang, dan kita dapat memperoleh banyak masukan, kritik, saran yang akan bermanfaat bagi diri kita sendiri,” ujar Rio.
Dan keberadaan RCTI+ sebagai platform digital tentu akan membawa lebih banyak masukan yang bahkan langsung disampaikan oleh user. Tantangan ini menjadi salah satu prioritas Rio Anugrah dan timnya dalam mewujudkan RCTI+ sebagai one-stop entertainment super app yang akan menjadi top of mind di jagat media dan hiburan Indonesia.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR