Pandemi telah mengubah banyak hal, termasuk cara kita bekerja. Membantu perusahaan beralih ke gaya kerja baru, Poly menyarankan perusahaan untuk memulai dengan tiga hal ini.
Tren kerja di mana saja dan tanpa batasan ruang diyakini akan memungkinkan karyawan bekerja dengan lebih leluasa, fleksibel, dan tetap produktif.
Hybrid working adalah cara kerja baru yang kian dilirik banyak organisasi karena alasan produktivitas. Namun di sisi lain, perusahaan pun harus menghadapi tantangan dalam menerapkan strategi return to office (RTO) yang efektif.
Menghadapi dunia kerja yang baru ini, banyak perusahaan melakukan aneka perubahan, mulai dari mengubah sifat pekerjaan untuk para karyawan, menentukan jenis teknologi yang akan digunakan, ata mengubah ruang kantor.
Hasil penelitian JLL yang berjudul Asia Pacific Workforce Preferences Barometer 2022 mengungkapkan, sebanyak 56% organisasi di Asia Pasifik memiliki rencana untuk mendesain ulang atau memperlengkapi lagi ruang kantornya dalam waktu 12 bulan ke depan.
Poly, produsen produk-produk audio dan video premium, memformulasikan “resep” untuk beralih ke dunia kerja baru dengan sukses. Resep ini dimulai dengan tiga “bahan” utama: manusia, teknologi, dan ruang (space).
Manusia adalah aset terpenting dari suatu perusahaan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan kebutuhan dan gaya kerja karyawan dengan benar sehingga bisa memahami solusi teknologi yang tepat dan dapat membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien di berbagai ruang yang berbeda, di mana pun ruang itu berada.
Setelah memahami gaya kerja paling umum di kalangan karyawan, menurut Poly, perusahaan selanjutnya dapat merancang pengalaman yang lebih baik di seluruh ruang sehingga meningkatkan keterlibatan dan inovasi dengan menghilangkan friksi. Dengan demikian tercipta transisi yang baik antara “ruang kantor” di rumah (home office), seluruh ruangan di kantor, dan ruang antara rumah dan kantor.
Telah mempelajari evolusi gaya kerja selama hampir satu dekade, Poly mengidentifikasi enam gaya kerja atau persona, yang tercermin di 97% perusahaan. Setiap persona ini memiliki sifat karakter yang berbeda.
Hal ini menjadi penting menurut Poly karena cara terbaik untuk menyusun strategi untuk masa depan dunia kerja adalah memahami orang-orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Dengan mengidentifikasi atribut, kesulitan, dan preferensi komunikasi yang terkait dengan setiap persona, perusahaan memiliki perangkat yang lebih baik untuk menyesuaikan gaya kerja dan perilaku karyawan dengan perangkat dan teknologi yang mereka gunakan, sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat.
“Agar perusahaan bisa sukses di dunia kerja baru ini, pertama-tama mereka harus memahami bagaimana para karyawan melakukan pekerjaan terbaiknya, bagaimana mengatur ruang kerja agar para karyawan dapat memaksimalkan jam kerja mereka, dan selanjutnya, tempat terbaik untuk menginvestasikan uang adalah dalam teknologi yang memberikan pengalaman kerja yang mulus, fleksibel, dan merata,” Samir Sayed, Managing Director Poly untuk ASEAN dan Korea, memberikan saran.
Sementara Low Hee Bun, Senior Solution Architect Poly, melihat keseriusan perusahaan dalam menerapkan strategi hybrid jangka panjang, yang juga rencana untuk merombak ruang kantor agar lebih sesuai dengan tujuan baru, menjadikan kantor sebagai pusat budaya perusahaan.
“Perencanaan untuk kembali ke kantor lebih terkait dengan merancang pengalaman untuk dunia kerja hibrida baru yang akan mendorong orang-orang ke kantor untuk membangun koneksi, sekaligus memaksimalkan pengalaman bagi mereka yang berada di kantor dan yang bekerja secara remote,” Low Hee Bun menambahkan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR