Pembatasan kegiatan saat pandemi COVID-19 lalu, bukan hanya meningkatkan permintaan terhadap konsol game tetapi juga mengganggu proses produksi dan rantai pasokan.
Sehingga, perusahaan konsol game seperti Sony pun harus meningkatkan harga jual resmi produk mereka.
Lalu, apakah harga konsol game ini juga akan lebih mahal di platform e-commerce Indonesia?
iPrice Group, platform pembanding harga di Asia Tenggara, melakukan analisis terhadap harga konsol game di Indonesia.
Menggunakan data dari 10.000 penawaran produk konsol game Microsoft, Nintendo, dan Sony yang tersedia di seluruh katalog e-commerce Indonesia, iPrice membandingkan harga jual produk tersebut dengan harga jual resminya untuk menentukan sejauh mana para reseller online menaikkan harga untuk mendapat keuntungan.
Minat Terhadap Konsol Game Meningkat 54% dari Tahun 2019
Selama tiga tahun terakhir, perusahaan-perusahaan game ternama terus merilis konsol generasi terbarunya: Microsoft Xbox dengan seri X dan S pada tahun 2020, Nintendo Switch dengan OLED dan Lite pada 2019 dan 2021, juga Sony PlayStation 5 pada tahun 2020.
Antisipasi masyarakat terhadap perilisan konsol ini, ditambah pembatasan kegiatan pada gelombang awal pandemi COVID-19, berhasil menciptakan lonjakan tinggi pada minat konsumen.
Apalagi permainan seperti Animal Crossing – yang dapat menghadirkan ruang untuk jalan-jalan secara virtual di tengah pandemi – memberi alternatif hiburan baru pada masyarakat.
Di sisi lain, pembatasan selama pandemi juga menyebabkan penutupan sementara pabrik, menimbulkan tantangan baru bagi produsen chip semikonduktor yang harus memenuhi permintaan dari produsen produk elektronik.
Hal ini memaksa produsen konsol untuk mengurangi target produksinya sehingga terjadi keterbatasan pasokan.
Permintaan yang kuat dan terbatasnya pasokan menyebabkan kelangkaan produk di seluruh wilayah, termasuk Indonesia.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR