Memperingati Hari Fintech Nasional, Pluang menekankan peran investor ritel muda dalam mendukung stabilitas pasar keuangan domestik dari berbagai guncangan eksternal. Untuk itu, Pluang menyarankan pelaku industri keuangan digital untuk melakukan inisiatif ini.
Berdasarkan hasil riset dampak platform fintech Duniafintech.com awal tahun 2022, diketahui industri fintech mampu menyumbang sebesar 0,45 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan menyumbang lebih dari Rp60 triliun terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Pluang, pertumbuhan sektor fintech di Indonesia ini juga mentransformasi cara masyarakat bertransaksi, menabung, dan berinvestasi. Dan pada akhirnya, tren tersebut juga akan berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Sampai dengan Agustus 2022, menurut laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor ritel pasar modal di Indonesia telah mencapai 9,54 juta orang. Angka tersebut memperlihatkan kenaikan 27,38% jika dibandingkan jumlah sampai dengan Desember 2021 (year-to-date). Sepanjang tahun 2021, jumlah investor pasar modal mencapai 7,48 juta orang.
Besarnya mayoritas investor ritel muda di Indonesia dapat mendukung sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mendukung stabilitas pasar keuangan domestik di masa pemulihan ekonomi ini dari berbagai guncangan eksternal. Namun studi World Economic Forum 2022 menyebutkan bahwa lebih dari setengah investor ritel baru mempelajari investasi ketika memasuki dunia kerja.
Dalam perhelatan 4th Indonesian Fintech Summit (IFS) 2022 pada tanggal 10-11 November 2022 di Bali, Director of External Affairs Pluang, Wilson Andrew menekankan momentum Bulan Fintech Nasional dan kontribusi investor ritel bagi perkembangan ekosistem keuangan digital.
“Semakin banyak investor ritel domestik di pasar keuangan akan meningkatkan kedalaman pasar keuangan sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari berbagai tekanan. Pluang menyadari pertumbuhan investor ritel di berbagai kelas aset, khususnya platform investasi multi-aset, merupakan hasil sinergi perluasan akses layanan keuangan digital antara instansi pemerintah, asosiasi bisnis dan pelaku industri,” jelasnya.
Selanjutnya Wilson mengatakan bahwa rangkaian acara Bulan Fintech Nasional adalah momentum bagi berbagai instansi pemerintah, asosiasi dan pelaku industri untuk memperkuat industri fintech serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Menurut Wilson, sebagai platform investasi multi-aset, Pluang telah memfasilitasi inovasi-inovasi digital di platform investasi, seperti modal awal yang rendah, biaya transaksi terjangkau dan berintegrasi dengan platform pembayaran digital, yang berdampak positif pada pertumbuhan segmen investor ritel di Indonesia.
Di saat yang bersamaan, OJK juga baru merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 yang menunjukan tren menggembirakan. Hasil survei tiga tahunan ini menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia 49,68%, menunjukan peningkatan dari angka tahun 2019 di 38,03%.
Ya, selama pandemi COVID-19, semakin banyak masyarakat yang memahami produk jasa keuangan karena masyarakat memiliki lebih banyak waktu luang akibat pembatasan mobilitas. Kondisi pandemi juga memaksa masyarakat untuk beralih orientasi ke instrumen investasi alternatif yang memiliki imbal balik lebih tinggi, mengingat tingkat suku bunga yang rendah selama 2019-2021.
Wilson juga menegaskan bahwa integrasi konten di aplikasi investasi juga berperan penting dalam membuka akses edukasi finansial. “Pelaku industri perlu mengambil inisiatif lebih dari sekedar penyedia kanal investasi dan edukasi karena adanya gap besar pada akses edukasi finansial untuk investor ritel. Kebanyakan dari investor ritel tidak terekspos dengan akses edukasi investasi di usia dini sehingga berkontribusi pada tingkat literasi keuangannya di masa datang. Studi World Economic Forum 2022 menyebutkan bahwa lebih dari setengah investor ritel global baru mempelajari investasi ketika memasuki dunia kerja dan kurang dari 10% responden yang mempelajari investasi dari bangku sekolah,“ ujarnya.
Wilson menambahkan, investor ritel yang berdaya perlu memiliki tiga hal, yaitu kemampuan untuk mengakses layanan keuangan, kesempatan untuk mempelajari aset-aset investasi sesuai profil risiko keuangannya, dan kepercayaan pada penyedia jasa keuangan digital beserta ekosistem di sekitarnya.
“Kepercayaan pada platform fintech, seperti tema Bulan Fintech Nasional 2022 yaitu #MajuBersamaFintech, dapat dipupuk dengan menjadi mitra investasi yang dapat diandalkan. Platform investasi dituntut bukan hanya memberikan informasi-informasi umum tentang kondisi pasar dan investasi, tetapi mengkombinasikan edukasi dan saran-saran investasi yang praktikal untuk membangun aset finansial tanpa menjadi tendensius dan menjerumuskan investor," tutup Wilson Andrew.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR