Menikmati cerita berseri lewat film atau novel rasanya sudah biasa, bagaimana jadinya jika cerita-cerita ini didengarkan dalam format audio?
Platform konten audio lokal, Noice, menghadirkan jawaban dari pertanyaan tersebut lewat konten terbaru yang diluncurkannya, yakni audioseries.
Diadaptasi dari karya penulis-penulis lokal dengan tema cerita yang sangat relevan dengan masyarakat Indonesia, audioseries menjadi pelengkap dari beragam konten yang terlebih dulu hadir di aplikasi Noice seperti podcast, radio, audiobook, dan live streaming.
Saat ini telah tersedia hampir 50 judul katalog audioseries yang dapat didengarkan di aplikasi Noice dari beragam genre seperti horor, komedi, fantasi, thriller, adult romance, hingga docuseries.
Demi menyajikan konten audioseries yang berkualitas, Noice tidak hanya berkolaborasi dengan penulis lokal dan komunitasnya, tetapi juga berbagai platform storytelling dan pemberdayaan kreator lokal seperti KaryaKarsa, Novelme, Salihara, dan lain sebagainya.
Hampir serupa dengan tipikal konten audio lainnya, audioseries meraih antusiasme yang cukup tinggi dari pendengar karena sensasi theatre of mind yang ditawarkannya.
Lewat kekuatan narasi dan efek suara yang hadir di tiap cerita, audioseries membawa tiap pendengar untuk berpetualang dalam imajinasi mereka tanpa batas.
Imajinasi yang muncul di benak tiap-tiap pendengar mungkin akan berbeda-beda karena tidak dibatasi oleh dimensi dan ekspektasi visual yang umumnya terjadi di kala menonton film ataupun konten hiburan berbasis visual lainnya.
“Sejak hadir di Noice dari bulan April tahun ini, antusiasme dari pendengar terhadap konten audioseries terus bertumbuh secara positif baik untuk interaksi maupun retensi. Hal ini tercermin dari total waktu yang dihabiskan pengguna untuk mendengarkan konten ini telah mencapai hampir 12 juta menit dan di bulan November ini, audioseries berhasil menduduki peringkat ke-dua konten yang paling banyak didengarkan di aplikasi Noice setelah podcast,” kata Niken Sasmaya, Chief Business Officer (CBO) Noice.
“Jika melirik negara Asia lainnya seperti Tiongkok dan India, audioseries merupakan salah satu tipe konten yang mendukung pertumbuhan platform audio di negara-negara tersebut, sehingga kami pun melihat konten ini sangat berpotensi untuk bisa menarik pendengar yang loyal di Indonesia dengan karakter pendengar yang mirip. Banyak penulis lokal Indonesia yang memiliki basis fans fanatik, di mana mereka cenderung sangat tertarik untuk menikmati karya dari penulis favorit mereka dalam bentuk lain, termasuk audio,” sambung Niken.
Sekilas, mendengarkan audioseries membawa kita bernostalgia dengan sandiwara atau drama radio yang populer di era 90-an.
Di beberapa negara, sandiwara radio sempat menjadi salah satu hiburan populer dan pada tahun 1980-1990-an di Indonesia, banyak stasiun radio yang memutar drama radio termasuk di antara yang populer tersebut, ada Tutur Tinular dan Saur Sepuh.
Riuh instrumen pengiring serta narasi pembuka dari kedua karya sandiwara radio ini sangat berkesan bagi pendengar di masa-masa itu.
Horor menempati peringkat satu dari genre konten yang paling banyak didengarkan di aplikasi Noice dengan rata-rata waktu pendengar mendengarkan konten audioseries hampir 60 menit setiap harinya.
Seperti diketahui, masyarakat Indonesia memang memiliki ketertarikan tersendiri dengan konten bernuansa horor yang umumnya erat dikaitkan dengan cerita mistis rakyat dari tiap-tiap daerah.
Audioseries horor berjudul Journal of Terror: Kelana karya Sweta Kartika misalnya, saat ini telah didengarkan lebih dari 6 juta menit di aplikasi Noice dan karena popularitasnya, katalog tersebut telah memasuki season ke-2 dengan lebih dari 70 episode.
Journal of Terror: Kelana sebelumnya telah dikenal dalam format novel dan web series, mengadaptasinya ke dalam format audioseries pun menjadi tantangan tersendiri bagi Sweta Kartika.
Judul audioseries lain bergenre horor yang tidak kalah menarik antara lain Jagat Segoro Demit, Okultis, dan banyak lainnya.
“Riset, penyesuaian alur cerita, dan pemilihan VO (voice over) talent merupakan beberapa proses yang paling kompleks dalam pengembangan konten Journal of Terror: Kelana versi audioseries. Di season ke-2 ini pun saya terlibat langsung dalam seluruh prosesnya terutama dari sisi riset sebelum masuk ke tahap produksi dengan dukungan dari tim Noice. Tidak disangka, hasilnya melebihi ekspektasi karena ternyata cukup banyak yang antusias untuk mengulik kisah Prana, tokoh utama dalam cerita ini, dengan hadir secara langsung dalam petualangannya lewat imajinasi mereka masing-masing. Bagi mereka yang sudah mengikuti Journal of Terror sebelumnya, format audioseries ini memberikan kesan tersendiri yang sangat unik dan berbeda.” ujar Sweta Kartika, penulis Journal of Terror: Kelana.
“Audioseries menjadi salah satu inovasi konten yang kami hadirkan untuk mendukung komitmen Noice dalam mengembangkan ekosistem konten audio di tanah air. Selain para penulis, kami juga membuka ruang kolaborasi dengan para VO talent lokal untuk tampil sebagai pengisi suara di konten-konten audioseries, serta tentunya berbagai pihak untuk terus memperkaya konten-konten berkualitas di Noice,” tutup Niken.
Selain mengadaptasi karya penulis lokal, Noice juga mengembangkan cerita-cerita menarik lain dengan dukungan para penulis internal.
Beberapa yang telah dirilis dan menjadi karya original Noice di antaranya SOBER BANG!, Catatan Pembalasan Fajar, dan Kota Bunga.
Baca Juga: Northstar Pimpin Pendanaan Senilai US$22 Juta ke Startup NOICE
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR