Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Microsoft Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru-baru ini telah meluncurkan ‘Akademi Ketangguhan Digital dan Keamanan Siber’.
Ini adalah sebuah program yang dirancang bagi aparatur sipil negara (ASN) dari total 20 lebih kementerian dan BUMN, untuk menyiapkan talenta digital keamanan siber di masing-masing institusi dan organisasi.
Berbekalkan 12 kali rangkaian pelatihan yang akan berlangsung secara online, sebanyak 40 dari 200 ASN yang berpartisipasi akan dipilih oleh institusi dan organisasinya untuk menjalani 4 kali pelatihan offline tambahan yang bersifat praktik.
Harapannya, ke-40 ASN ini dapat menjadi pengajar bagi rekan-rekan di institusi dan organisasinya masing-masing pada 2023 mendatang, sehingga menghasilkan semakin banyak talenta digital keamanan siber di lembaga negara.
Dalam acara peluncuran yang dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan webinar ‘Kompetensi Keamanan Siber untuk Aparatur Negara’, sebanyak lebih dari 100 pembuat kebijakan dan ASN ikut berpartisipasi.
Topik keamanan siber memang menjadi salah satu perhatian besar Indonesia. Pada tahun 2020 saja, Indonesia berhasil menempati peringkat 24 pada Global Security Index (GCI); meningkat dari urutan 41 di tahun 2018.
Pencapaian ini menjadikan Indonesia sebagai kelompok negara dengan komitmen keamanan siber tinggi.
Di tingkat regional sendiri, Indonesia menempati peringkat 16 untuk Asia Pasifik dan peringkat 3 di ASEAN, setelah Singapura dan Malaysia.
“Selaras dengan capacity building pada GCI, maka bidang keamanan siber memerlukan SDM nasional dengan kapabilitas yang sesuai dengan perkembangan teknologi maupun ancaman siber yang ada. Peningkatan kapabilitas SDM merupakan suatu kebutuhan yang mutlak perlu menjadi perhatian nasional,” ujar Mohammad Iqro, Direktur Kebijakan Sumber Daya Manusia Keamanan Siber dan Sandi BSSN.
Tingkat kejahatan siber saat ini memang meningkat pesat, dengan teknik serta jenis serangan yang juga semakin bervariasi.
Para pelakunya menjadikan kejahatan ini sebagai bisnis atau sumber ekonomi baru yang merugikan individu, organisasi, serta negara.
Pada 1 Juli 2021-30 Juni 2022 saja, Microsoft memblokir setidaknya 37 miliar email ancaman dan 34,7 miliar identitas ancaman.
Itulah sebabnya, sejumlah materi pelatihan yang akan didapatkan melalui Akademi Keaman Siber antara lain berfokus pada keamanan siber dan e-government, forensik digital dan insiden siber, manajemen insiden siber, perlindungan data dan cross border data flow, serta cloud procurement.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR