Indonesia menjadi sasaran empuk serangan siber. Bahkan, Indonesia pernah mengalami rekor 12,9 juta serangan siber tahun lalu dan diperkirakan akan mengalami peningkatan rata-rata 15 persen setiap tahunnya. Namun, Badan Siber dan Sandi Negara memperkirakan bahwa Indonesia membutuhkan 1.000 ahli keamanan siber baik untuk pemerintah maupun sektor swasta agar dapat bersaing dengan seluruh dunia.
Jonathan Tan (Managing Director, Asia, Trellix) mengatakan kesadaran keamanan siber saat ini jauh lebih penting dibandingkan sebelumnya. Perusahaan di Indonesia perlu mengatasi kekurangan bakat ini agar dapat bertahan dari serangan yang dapat menyebabkan kerugian besar.
"Pertumbuhan digital yang sangat cepat membuat banyak organisasi dan ahli keamanan siber di Indonesia harus berjuang untuk mengimbangi permintaan industri yang terus berubah," ujarnya.
Trellix melalui laporan terbarunya menemukan bahwa lebih dari separuh ahli keamanan siber Indonesia (55%) mengakui bahwa mereka kesulitan memenangkan pertarungan melawan penjahat siber. Laporan ini juga menemukan bahwa dua pertiga responden (66%) menyadari bahwa model keamanan siber yang mereka punya saat ini perlu diperbarui atau diganti untuk dapat berhasil melawan serangan-serangan siber, yang mana hal tersebut ditambah dengan kurangnya ketersediaan tenaga ahli membuat pekerjaan mereka semakin sulit.
"Untuk mempertahankan dan menarik minat talenta-talenta baru, perusahaan di Indonesia perlu melakukan hal lebih yang dapat mengurangi beban tim SecOps," ujarnya.
Situasi serupa juga terjadi di wilayah global. Menurut studi yang sama dilakukan di Singapura, hanya 1 dari 3 (25%) ahli keamanan siber yang merasa percaya diri terhadap kemampuan perusahaannya dalam beradaptasi terhadap metode-metode serangan siber baru. Senada dengan hal tersebut, sebuah studi industri juga mengungkapkan bahwa dunia kekurangan 3.4 juta tenaga ahli siber.
"Sangat jelas, bahwa para pemimpin organisasi atau perusahaan perlu menemukan pendekatan yang baru untuk mengatasi kesenjangan talenta ini," ucapnya.
Langkah Strategis
Karena itu, pemerintah harus melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi kelangkaan SDM keamanan siber berkualitas di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bahwa terbukanya akses terhadap pendidikan yang berkualitas bagi semua orang dapat menjembatani kesenjangan pada talenta keamanan siber.
Jonathan mengatakan pemerintah dan pihak swasta perlu untuk mulai memperkenalkan dunia keamanan siber kepada anak-anak sejak dini untuk meruntuhkan mitos-mitos di industri ini.
Salah satu contoh yang bagus adalah kampanye literasi siber #JagaRuangSiber untuk anak-anak sekolah yang dilakukan oleh BSSN.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR