Seperti sudah dikemukakan banyak pihak, pandemi COVID-19 telah mengakselerasi transformasi digital di dunia, termasuk di Asia Tenggara. Begitu pula halnya dengan pemanfaatan cloud. AWS (Amazon Web Services) pun menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah cara pandang aneka organisasi di Asia Tenggara terhadapnya. Pada AWS re:Invent 2022 yang digelar sejak 28 November sampai 2 Desember 2022 lalu di Las Vegas, Amerika Serikat; AWS mengeklaim menjadi makin sentral bagi berbagai organisasi di Asia Tenggara. Pasalnya, seperti yang InfoKomputer beritakan di sini; melalui cloud-nya; AWS antara lain memungkinkan biaya lebih hemat, scalability lebih baik, dan inovasi diperoleh lebih cepat. Ketiga hal itu bisa membantu organisasi di Asia Tenggara untuk beradaptasi dan berinovasi menghadapi pandemi COVID-19.
Ambil contoh Halodoc. Perusahaan asal Indonesia yang bergerak di bidang telekonsultasi kesehatan ini mengalami sejumlah lonjakan, seperti jumlah unduhan aplikasi dan jumlah transaksi, berkat wabah COVID-19. Halodoc menyampaikan, pada tahun 2020, jumlah unduhan aplikasinya meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Begitu pula dengan jumlah transaksi terhadap layanan dokternya yang berbayar; bertumbuh hampir sepuluh kali lipat. Merupakan pengguna AWS, Halodoc bisa melayani aneka lonjakan itu tanpa masalah. Halodoc bisa melayani aneka lonjakan bersangkutan antara lain berkat scalability yang ditawarkan cloud dari AWS.
Atau Traveloka. Perusahaan yang juga asal Indonesia dan antara lain membolehkan penggunanya menemukan dan memesan beragam produk perjalanan ini, bisnisnya terdampak negatif pandemi COVID-19. Merupakan pengguna AWS, Traveloka berhasil mengurangi biaya cloud-nya secara signifikan untuk menghadapi dampak yang dimaksud. Namun, tak hanya itu. Berkat AWS pula, Traveloka bisa bereksperimen dengan cepat dalam menghadirkan inovasi, seperti penjadwalan tes COVID-19, layanan pesan-antar makanan Traveloka Eats, layanan pariwisata virtual Online Xperience, dan penyelenggaraan Traveloka Epic Sale. Inovasi-inovasi tersebut membantu Traveloka untuk makin bisa mengatasi dampak pandemi COVID-19. Belakangan dengan membaiknya sektor perjalanan, bisnis perusahaan yang mengeklaim sebagai lifestyle superapp di Asia Tenggara ini pun kembali maju.
“Kami telah melihat, Anda tahu, suatu akselerasi yang sesungguhnya, tentu saja dilatari COVID. Dan itu benar-benar mengubah bagaimana, saya rasa, AWS dilihat oleh banyak konsumen. Dan kami menjadi komponen yang jauh lebih sentral dari kehidupan para konsumen. Dan jika Anda melihat bagaimana kami mendukung para konsumen sepanjang pandemi, saya pikir hal itu benar-benar mengkristalkan proposisi nilai dari cloud, dan itu paling terlihat di Asia Tenggara,” ujar Conor McNamara (Managing Director, ASEAN, Amazon Web Services) saat berbicara dengan InfoKomputer dan sejumlah media Asia Tenggara lain pada AWS re:Invent 2022.
“Jadi, apakah Anda dalam area gim atau edukasi daring yang melihat peningkatan besar, atau apakah Anda dalam bidang perjalanan dan hospitality dan melihat kebalikannya, dan hal itu juga sesuatu yang kita lihat sekarang pada iklim saat ini, kemampuan, kemampuan ini untuk mengoptimalkan basis biaya Anda dan, dan secara real-time, dan tentu saja, kemudian kita melihat, melihat bagaimana sejumlah organisasi telah berhasil, tidak hanya memanfaatkan cloud untuk bertahan pada masa pendemi, melainkan juga berkembang pesat dan mengambil keuntungan dari model-model bisnis baru, dan beradaptasi secara cepat terhadap perubahan kebutuhan dari, dari para konsumen mereka,” sebut Conor McNamara lebih lanjut mengenai bagaimana AWS membantu organisasi-organisasi di Asia Tenggara sehubungan pandemi COVID-19.
Bukan Hanya Teknologi Cloud
Menurut Gartner pasar IaaS (infrastructure as a service) global pada tahun 2021 bertumbuh 41,4% menjadi US$90,9 miliar dibandingkan tahun 2020 dan AWS tetap menjadi penyedia layanan cloud nomor satu untuk IaaS tersebut. Begitu pula menurut Synergy Research Group yang menyatakan AWS adalah penyedia layanan cloud nomor wahid di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan pada kuartal keempat tahun 2021. AWS menilai keberhasilannya menjadi penyedia cloud publik alias public cloud provider pilihan banyak organisasi di Asia Tenggara bukan sekadar karena menawarkan teknologi cloud yang paling andal dan kemitraan yang paling kuat, melainkan juga karena menawarkan akses ke para tenaga ahli alias expert berbagai bidang.
AWS mengeklaim bahwa AWS memiliki cloud yang paling andal yang tahan terhadap berbagai gangguan sehingga banyak organisasi di Asia Tenggara memakainya untuk aneka mission critical workload. AWS menambahkan kemampuan tersebut sangat dihargai para organisasi yang menjadi konsumennya di Asia Tenggara dan akan terus menjadi bagian inti dari strategi AWS ke depannya. Begitu pula dengan kemitraan. AWS menyebutkan memiliki kemitraan yang kuat dengan berbagai organisasi yang tercermin dari AWS Partner Network-nya. AWS mengeklaim AWS Partner Network-nya memiliki lebih dari 100 ribu mitra di 150 negara yang bisa membantu organisasi yang menjadi konsumen dalam perjalanan cloud-nya. Serupa pula halnya dengan akses ke tenaga ahli. AWS misalnya memiliki AWS Professional Services yang bisa membantu organisasi yang menjadi konsumen, mulai dari ide atau tujuan alias goal sampai membangun solusi dan mencapai hasil/keluaran bisnis yang diinginkan.
AWS menambahkan bahwa tawarannya akan cloud yang paling andal, kemitraan yang paling kuat, dan akses ke para tenaga ahli berbagai bidang membuatnya menjadi pilihan untuk perbankan digital alias digital banking di Asia Tenggara. AWS pun menyaksikan bahwa layanan keuangan sedang memiliki momentum ke cloud yang sangat besar dalam beberapa tahun terakhir dan salah satu pendorongnya adalah perbankan digital. Adapun untuk organisasi keuangan yang telah menggunakan AWS di Asia Tenggara, salah satunya adalah Trust. Trust merupakan bank digital asal Singapura yang lahir di cloud. Trust didukung oleh Standard Chartered Bank and FairPrice Group serta diluncurkan belum lama ini. AWS mengeklaim dirinya berhasil membantu Trust meningkatkan basis konsumen bank digital tersebut menjadi 300 ribu hanya dalam waktu 2 bulan — sesuatu yang dinilai AWS tidak mungkin dilakukan tanpa cloud.
KOMENTAR